Rabu, 19 November 2025

Murianews, Yogyakarta – Guru Besar Filologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Oman Fathurahman, meraih penghargaan Pustaka Paripalana. Penghargaan ini diberikan karena konsistensinya dalam mengkaji manuskrip atau naskah kuno Nusantara.

Penghargaan itu diberikan oleh Asosiasi Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XIX di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 7 – 8 Agustus 2023.

Prof Oman selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh yang konsisten mengkaji naskah kuno Nusantara. Salah satunya dengan program "Ngariksa" atau Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara.

”Prof Oman sangat layak menerima penghargaan ini. Di tengah kesibukan sebagai guru besar UIN Jakarta dan pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Depok, ia masih menyempatkan diri untuk mengkaji tentang naskah-naskah kuno terutama terkait Islam Nusantara,” kata Ketua Umum Manassa Munawar Holil, dikutip dari laman Kemenag.

Ia mengatakan, program kajian naskah kuno Nusantara itu telah dimulai Prof Oman sejak sejak 2019. Digelar rutin melalui tayangan live di Facebook dan Youtube setiap Jumat malam dua pekan sekali.

Program ini menurutnya, bukan saja diminati para filolog di kampus, tapi juga para pengguna medsos dari berbagai kalangan di mancanegara.

”Program ini telah menarik minat generasi muda untuk melanjutkan kiprah generasi tua menjaga memori bangsa generasi masa lampau sebagai pelajaran generasi mendatang. Sebuah tindakan nyata untuk menjaga kelestarian naskah tangan sebagai warisan budaya agar tak hilang ditelan zaman,” ujarnya.

Prof Oman selama ini dikenal memiliki peran sentral dalam perkembangan dunia pernaskahan Nusantara di Indonesia. Bersama Henri Chambert-Loir, Oman menyusun buku Khazanah Naskah: Panduan Koleksi Naskah Indonesia Se-dunia (1999).

Buku ini menjadi rujukan primer para peneliti naskah yang ingin mengetahui koleksi naskah Nusantara di berbagai tempat penyimpanan di dunia.

Kini, di tengah kesibukannya sebagai guru besar, Oman Fathurahman terus menyempatkan diri

”Jujur, pengabdian saya untuk merawat manuskrip belum ada apa-apanya dibanding para begawan filologi yang dahulu mengajari dan membimbing saya untuk menyusuri jalan sunyi filologi,” terang Oman.

Komentar

Terpopuler