Lalu apa hubungan sikat gigi dengan perubahan iklim di dunia? Jika ingin mengetahui jawabannya, silahkan simak artikel ini hingga selesai.
Aktivitas kehidupan itu diantaranya adalah penggunaan bahan bakar fosil, efek gas rumah kaca, hingga penggunaan sikat gigi. Kok bisa? bagaimana sikat gigi dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim global?
Seperti yang kita tahu sikat gigi adalah alat pembersih gigi yang tak dapat lepas dari kehidupan manusia, saat ini. Benda ini selalu ada di setiap kamar mandi rumah setiap keluarga di dunia.
Pada zaman dahulu, sikat gigi dibuat dengan bahan alami. Misalnya terbuat dari bambu atau kulit kayu. Namun seiring waktu, bahan material pembuat sikat gigi sudah berubah.
Sejak 1900-an sikat gigi mulai menggunakan material yang tidak ramah lingkungan. Gagangnya terbuat dari plastik, dan bulu sikatnya terbuat dari nilon. Bahan ini cenderung menimbulkan beban bagi lingkungan di bumi.
Dengan demikian, perhitungannya setiap manusia di planet ini setidaknya butuh 3-4 sikat gigi setiap tahunnya. Dari sini, sudah bisa dikalkulasi secara kasar untuk kebutuhan sikat gigi yang dipakai manusia.
Misalnya saja, untuk skala Indonesia yang jumlah penduduknya diperkirakan 270-an juta. Jika dihitung, maka perkiraan sikat gigi yang dibuang setiap tahun sudah melebih angka 1 miliar.
Murianews, Kudus – Dewasa ini terjadi perubahan iklim yang signifikan di dunia. Tanda-tandanya sudah banyak dicurigai telah terjadi di banyak belahan bumi, dan menimbulkan banyak kekhawatiran.
Lalu apa hubungan sikat gigi dengan perubahan iklim di dunia? Jika ingin mengetahui jawabannya, silahkan simak artikel ini hingga selesai.
Perubahan iklim, mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang yang terjadi di bumi. Perubahan iklim berlangsung secara alami, namun sejak tahun 1800-an aktifitas kehidupan manusia disinyalir telah mempengaruhi perubahan iklim secara global.
Aktivitas kehidupan itu diantaranya adalah penggunaan bahan bakar fosil, efek gas rumah kaca, hingga penggunaan sikat gigi. Kok bisa? bagaimana sikat gigi dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim global?
Seperti yang kita tahu sikat gigi adalah alat pembersih gigi yang tak dapat lepas dari kehidupan manusia, saat ini. Benda ini selalu ada di setiap kamar mandi rumah setiap keluarga di dunia.
Pada zaman dahulu, sikat gigi dibuat dengan bahan alami. Misalnya terbuat dari bambu atau kulit kayu. Namun seiring waktu, bahan material pembuat sikat gigi sudah berubah.
Sejak 1900-an sikat gigi mulai menggunakan material yang tidak ramah lingkungan. Gagangnya terbuat dari plastik, dan bulu sikatnya terbuat dari nilon. Bahan ini cenderung menimbulkan beban bagi lingkungan di bumi.
Menurut Greenbiz, bahan tersebut tidak dapat diperbaharui dan sangat sulit untuk terurai dalam waktu singkat. Bagi manusia, dalam jangka panjang akan berbagaya dampaknya.
National Geographic, bahkan menyebut sikat gigi, saat ini menjadi bagian dari apa yang disebut sebagai krisis lingkungan. Ini mengacu pada banyaknya sikat gigi yang dipakai lalu dibuang dan memenuhi tempat di bumi.
American Dental Association (ADA), menghitung mengenai masalah kebutuhan sikat gigi yang dibutuhkan manusia di bumi. Rata-rata, sikat gigi dipakai dalam 3-4 bulan, untuk kemudian diganti.
Dengan demikian, perhitungannya setiap manusia di planet ini setidaknya butuh 3-4 sikat gigi setiap tahunnya. Dari sini, sudah bisa dikalkulasi secara kasar untuk kebutuhan sikat gigi yang dipakai manusia.
Misalnya saja, untuk skala Indonesia yang jumlah penduduknya diperkirakan 270-an juta. Jika dihitung, maka perkiraan sikat gigi yang dibuang setiap tahun sudah melebih angka 1 miliar.
Sikat gigi bekas di seluruh dunia.....
Lalu jika kemudian dihitung untuk seluruh manusia yang ada di bumi, maka angkanya tinggal dikalikan 8 miliar, mengacu pada jumlah penduduk di bumi saat ini. Jika dihitung, maka setidaknya ada 24 miliar limbah sikat gigi muncul setiap tahun.
Angkaya akan bertambah banyak lagi, jika kemudian dihitung rata-rata kehidupan manusia di bumi. Taruh misal, sampai usia 75 tahun, maka jumlah akhirnya tinggal dikalikan saja.
Di Amerika Serikat, menurut jurnal yang dikeluarkan National Geographic, limbah sikat gigi yang dihasilkan 331 juta warga, akan bisa digunakan untuk melilit bumi dalam empat lilitan. Itu jika limbah sikat gigi dalam setahun dijajar bersambung-sambung.
Sementara itu, menurut Haeckels, perusahaan yang memproduksi barang ramah lingkungan di Inggris, menyebut ada sekitar 264 juta sikat gigi yang dibuang karena lewat batas pakai. Kalkulasi ini belum termasuk model sikat gigi listrik yang terdapat baterai yang tidak ramah lingkungan.
Sikat gigi plastik, disebutkan baru bisa terurai setelah 200-700 tahun. Selama itu, plastik akan mengeluarkan gas rumah kaca. Lalu, jika berada di laut, plastik dapat mematikan kehidupan zooplankton yang memiliki peran menyerap karbon.
Nah, ini semua memang menjadi masalah besar bagi dunia. Belum ada yang bisa menemukan jalan keluarnya. Sikat gigi, meski sepele, pada kenyataannya juga menjadi salah satu kebutuhan fundamental kehidupan manusia.