Masjid yang berdiri megah ini terletak di sebelah barat alun-alun Kebumen. Lokasinya yang strategis ini memudahkan orang jika ingin mengunjungi
yang dibangun hampir dua abad lalu itu.
Melansir dari laman Kemenag Kebumen, Rabu (5/4/2023), Masjid Agung Kebumen berdiri di atas tanah wakaf seluas 4.397 meter persegi, dengan wakifnya adalah KH Imanadi, Penghulu Landrat 1 (pertama) Kebumen, sekaligus menjadi Imam Masjid tersebut.
Masjid ini dibangun pada tahun 1838. Selang empat tahun kemudian dibangun serambi masjid yakni pada tahun 1843 atau 1258 H.
Meskipun telah mengalami rehabilitasi dan penambahan fasilitas serta sarana fisik lain, namun bangunan utama atau pokok masjid baru mengalami pembangunan secara total pada tahun 2003 / 2004. Di mana, masjid dibangun berlantai dua namun arsitekturnya tidak berubah, khas budaya Jawa, bentuk joglo.
Masjid Agung Kebumen didirikan oleh KH Imanadi, putra Kiai Nurmadin bin Pangeran Abdurahman (Kiai Marbut Roworejo). Menurut kisah, KH Imanadi (1775-1850 M) adalah ahli fikih dan hukum ketatanegaraan yang ikut gigih membantu Pangeran Diponegoro dalam perang melawan Belanda dan karena itulah ia kemudian ditahan oleh pemerintah kolonial.Ketika Aroeng Bingang IV menjadi Adipati di Kebumen, KH Imanadi dikeluarkan dari penjara dan diangkat menjadi Penghulu Landrat pertama di Kebumen serta diberi hadiah tanah luas di barat Alun-alun Kebumen yang kini menjadi Dusun Kauman.Pada 1832 sebagian tanah itu diwakafkan untuk pembangunan masjid, yang sekarang menjadi Masjid Agung Kebumen. Empat tahun kemudian serambi masjid dibuat. Makam KH Imanadi ada di Dusun Pesucen, Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen.Bangunan Masjid Agung Kebumen memiliki dua lantai. Lantai bawah adalah ruangan utama yang dipenuhi dengan karpet hijau polos dan tiang kayu. Di ruangan utama tersebut dibagi dua yakni untuk jamaah laki-laki dan perempuan. Kemudian masih di lantai bawah di bagian luar ada tempat ibadah bagian luar dan dua serambi kanan dan kiri. Di lantai atas adalah tempat ibadah laki-laki yang dibuat bolong di tengahnya seperti kebanyakan masjid pada umumnya.Seiring dengan bertambah banyaknya jemaah yang melaksanakan salat terutama ketika salat Jumat, hingga saat ini Masjid Agung Kebumen telah di renovasi bersama dengan sarana pendukung lainnya. Selain ditopang oleh APBD Kebumen biaya pembangunan itu juga dihimpun dari infaq dan jariyah umat.
Murianews, Kebumen – Ada banyak masjid yang terdapat di Kabupaten Kabumen, Jawa Tengah. Adapun yang diklaim sebagai masjid tertua dan terbesar adalah Masjid Agung Kebumen.
Masjid yang berdiri megah ini terletak di sebelah barat alun-alun Kebumen. Lokasinya yang strategis ini memudahkan orang jika ingin mengunjungi
Masjid Agung Kebumen yang dibangun hampir dua abad lalu itu.
Melansir dari laman Kemenag Kebumen, Rabu (5/4/2023), Masjid Agung Kebumen berdiri di atas tanah wakaf seluas 4.397 meter persegi, dengan wakifnya adalah KH Imanadi, Penghulu Landrat 1 (pertama) Kebumen, sekaligus menjadi Imam Masjid tersebut.
Baca juga: Catatan Sejarah dan Momen Penting Tanggal 4 April, Ini Daftarnya
Masjid ini dibangun pada tahun 1838. Selang empat tahun kemudian dibangun serambi masjid yakni pada tahun 1843 atau 1258 H.
Meskipun telah mengalami rehabilitasi dan penambahan fasilitas serta sarana fisik lain, namun bangunan utama atau pokok masjid baru mengalami pembangunan secara total pada tahun 2003 / 2004. Di mana, masjid dibangun berlantai dua namun arsitekturnya tidak berubah, khas budaya Jawa, bentuk joglo.
Masjid Agung Kebumen didirikan oleh KH Imanadi, putra Kiai Nurmadin bin Pangeran Abdurahman (Kiai Marbut Roworejo). Menurut kisah, KH Imanadi (1775-1850 M) adalah ahli fikih dan hukum ketatanegaraan yang ikut gigih membantu Pangeran Diponegoro dalam perang melawan Belanda dan karena itulah ia kemudian ditahan oleh pemerintah kolonial.
Ketika Aroeng Bingang IV menjadi Adipati di Kebumen, KH Imanadi dikeluarkan dari penjara dan diangkat menjadi Penghulu Landrat pertama di Kebumen serta diberi hadiah tanah luas di barat Alun-alun Kebumen yang kini menjadi Dusun Kauman.
Pada 1832 sebagian tanah itu diwakafkan untuk pembangunan masjid, yang sekarang menjadi Masjid Agung Kebumen. Empat tahun kemudian serambi masjid dibuat. Makam KH Imanadi ada di Dusun Pesucen, Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen.
Bangunan Masjid Agung Kebumen memiliki dua lantai. Lantai bawah adalah ruangan utama yang dipenuhi dengan karpet hijau polos dan tiang kayu. Di ruangan utama tersebut dibagi dua yakni untuk jamaah laki-laki dan perempuan. Kemudian masih di lantai bawah di bagian luar ada tempat ibadah bagian luar dan dua serambi kanan dan kiri. Di lantai atas adalah tempat ibadah laki-laki yang dibuat bolong di tengahnya seperti kebanyakan masjid pada umumnya.
Seiring dengan bertambah banyaknya jemaah yang melaksanakan salat terutama ketika salat Jumat, hingga saat ini Masjid Agung Kebumen telah di renovasi bersama dengan sarana pendukung lainnya. Selain ditopang oleh APBD Kebumen biaya pembangunan itu juga dihimpun dari infaq dan jariyah umat.