Menelusuri Kembali Jejak Sejarah Hari Lahir Pancasila (4/5)
Dani Agus
Kamis, 1 Juni 2023 13:30:55
Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI secara resmi dibubarkan oleh Pemerintah Jepang karena dianggap telah dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Untuk melanjutkan hasil kerja BPUPKI, Pemerintah Jepang kemudian membentuk
Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Untuk keperluan penyusunan PPKI, pada tanggal 8 Agustus 1945, Soekarno dengan ditemani Mohammad Hatta dan KRT Radjiman Wedyodiningrat, bertolak ke Saigon (kini bernama Ho Chi Minh), Vietnam untuk menemui Jenderal Besar Terauchi, Panglima Tertinggi (
Saiko Shikikan) Tentara Jepang di Asia Tenggara.
Dalam pertemuan bersejarah itu, Soekarno kemudian diangkat menjadi ketua dengan Hatta sebagai wakil ketua.
PPKI memiliki dua tugas penting: mengesahkan pembukaan dan batang tubuh undang-undang dasar serta menyiapkan pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada Indonesia.
Anggota PPKI awalnya terdiri dari 21 orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia yang terdiri dari: 12 orang asal Jawa, tiga orang asal Sumatra, dua orang asal Sulawesi, satu orang asal Kalimantan, satu orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), satu orang asal Maluku, satu orang asal etnis Tionghoa.
Dalam perkembangannya, anggota PPKI bertambah enam orang, yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Kasman Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti Melik, Iwa Koesoemasoemantri, dan Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Soebardjo kemudian diangkat menjadi Penasehat PPKI.
Pada saat PPKI terbentuk, keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka semakin memuncak. Memuncaknya keinginan itu terbukti dengan adanya tekad yang bulat dari semua golongan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan negara Indonesia.
Golongan muda kala itu menghendaki agar kemerdekaan diproklamasikan tanpa kerja sama dengan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang sama sekali, termasuk proklamasi kemerdekaan dalam sidang PPKI.
Pada saat itu ada anggapan dari golongan muda bahwa PPKI ini adalah hanya merupakan sebuah badan bentukan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang. Di lain pihak PPKI adalah sebuah badan yang ada waktu itu guna mempersiapkan hal-hal yang perlu bagi terbentuknya suatu negara Indonesia baru.
Tetapi cepat atau lambatnya kemerdekaan Indonesia bisa diberikan oleh pemerintah pendudukan militer Jepang adalah tergantung kepada sejauh mana semua hasil kerja dari PPKI.Jenderal Besar Terauchi sendiri telah menyampaikan keputusan pemerintah pendudukan militer Jepang bahwa kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada 24 Agustus 1945. Dan seluruh persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada PPKI.Namun perkembangan perang di Asia Pasifik terjadi begitu cepat. Jepang pada akhirnya menyatakan menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.Kondisi ini kemudian memicu para tokoh untuk segera menyatakan kemerdekaan hingga akhirnya Soekarno didampingi Mohammad Hatta tampil membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia pada tanggal 17 Agustus 1945. (
Bersambung)
Baca juga: Editor: Deka Hendratmanto
Murianews, Kudus – Disetujuinya rancangan undang-undang dasar dengan sendirinya mengakhiri tugas BPUPKI yang mengakhiri masa sidang keduanya pada tanggal 17 Juli 1945.
Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI secara resmi dibubarkan oleh Pemerintah Jepang karena dianggap telah dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Untuk melanjutkan hasil kerja BPUPKI, Pemerintah Jepang kemudian membentuk
Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Untuk keperluan penyusunan PPKI, pada tanggal 8 Agustus 1945, Soekarno dengan ditemani Mohammad Hatta dan KRT Radjiman Wedyodiningrat, bertolak ke Saigon (kini bernama Ho Chi Minh), Vietnam untuk menemui Jenderal Besar Terauchi, Panglima Tertinggi (
Saiko Shikikan) Tentara Jepang di Asia Tenggara.
Dalam pertemuan bersejarah itu, Soekarno kemudian diangkat menjadi ketua dengan Hatta sebagai wakil ketua.
PPKI memiliki dua tugas penting: mengesahkan pembukaan dan batang tubuh undang-undang dasar serta menyiapkan pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada Indonesia.
Anggota PPKI awalnya terdiri dari 21 orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia yang terdiri dari: 12 orang asal Jawa, tiga orang asal Sumatra, dua orang asal Sulawesi, satu orang asal Kalimantan, satu orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), satu orang asal Maluku, satu orang asal etnis Tionghoa.
Dalam perkembangannya, anggota PPKI bertambah enam orang, yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Kasman Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti Melik, Iwa Koesoemasoemantri, dan Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Soebardjo kemudian diangkat menjadi Penasehat PPKI.
Pada saat PPKI terbentuk, keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka semakin memuncak. Memuncaknya keinginan itu terbukti dengan adanya tekad yang bulat dari semua golongan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan negara Indonesia.
Golongan muda kala itu menghendaki agar kemerdekaan diproklamasikan tanpa kerja sama dengan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang sama sekali, termasuk proklamasi kemerdekaan dalam sidang PPKI.
Pada saat itu ada anggapan dari golongan muda bahwa PPKI ini adalah hanya merupakan sebuah badan bentukan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang. Di lain pihak PPKI adalah sebuah badan yang ada waktu itu guna mempersiapkan hal-hal yang perlu bagi terbentuknya suatu negara Indonesia baru.
Tetapi cepat atau lambatnya kemerdekaan Indonesia bisa diberikan oleh pemerintah pendudukan militer Jepang adalah tergantung kepada sejauh mana semua hasil kerja dari PPKI.
Jenderal Besar Terauchi sendiri telah menyampaikan keputusan pemerintah pendudukan militer Jepang bahwa kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada 24 Agustus 1945. Dan seluruh persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada PPKI.
Namun perkembangan perang di Asia Pasifik terjadi begitu cepat. Jepang pada akhirnya menyatakan menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Kondisi ini kemudian memicu para tokoh untuk segera menyatakan kemerdekaan hingga akhirnya Soekarno didampingi Mohammad Hatta tampil membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia pada tanggal 17 Agustus 1945. (
Bersambung)
Baca juga:
Editor: Deka Hendratmanto