Murianews, Solo – Sebanyak 40 dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menerima Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai profesor atau guru besar yang tersebar di 14 Fakultas.
Jumlah profesor yang menerima SK Menteri tersebut merupakan akumulasi dari para profesor yang telah dikukuhkan mulai bulan Maret 2023 sebanyak 5 orang, April sebanyak 4 orang, Mei sebanyak 4 orang, Agustus sebanyak 5 orang dan bulan September akan segera dikukuhkan sebanyak 22 orang.
Ketua Dewan Profesor (DP) UNS Prof Suranto Tjiptowibisono mengatakan, capaian ini sungguh membanggakan sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045. Sebagai institusi yang relatif muda untuk ukuran umur perguruan tinggi, yang belum genap 50 tahun tetapi telah mempunyai lebih dari 205 profesor aktif dan jumlah doktor 898 adalah capaian yang luar biasa.
”Profesor dan doktor yang umumnya relatif masih produktif didalam melakukan karya-karya ilmiah Internasional yang dapat berkontribusi terhadap pengembangan keilmuan dan kesejahteraan bangsa dan negara tercinta,” terang Suranto, dilansir dari laman resmi UNS, Sabtu (9/9/2023).
Dengan totalitas profesor dan doktor yang mencapai 1.100 orang akan sangat diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap pencapaian kinerja yang maksimal dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Prestasi-prestasi itu telah ditorehkan UNS dalam liga Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) dengan menempatkan diri di posisi 2 dari 22 top universitas besar di tanah air selama tahun 2022 dan 2023.
Hal tersebut akan bertahan dan bahkan ditingkatkan capaian-capaiannya pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek, manakala fasilitas alat-alat laboratorium terus diusahakan dan ditingkatkan baik kuantitas dan kualitasnya.
Disamping alat-alat laboratorium yang perlu di upgrade menuju alat-alat modern yang canggih yang dapat menopang kelancaran kegiatan penelitian di perguruan tinggi, ekosistem masyarakat ilmiah pembentuk atmosfer akademik perlu terus dikembangkan, sehingga budaya menulis untuk menghasilkan manuscript yang siap dipublish pada Jurnal Internasional Bereputasi (JIB) yang bergengsi, serta sampai dapat diimplementasi di lapangan sebagai bentuk hilirisasi untuk kemakmuran negeri perlu terus dipupuk dan dikembangkan.



