Ketua Tim PKM-K Adilah Azzahroh menuturkan, ide ini muncul dari keprihatinan terhadap banyaknya limbah kulit jagung yang terbuang di wilayah Kudus. Limbah tersebut kemudian diolah menjadi bahan kain alami yang lembut, kuat, dan nyaman digunakan sebagai bahan utama peci.
”Kami ingin mengubah limbah pertanian menjadi produk bernilai guna tinggi. Dari situ kami terpikir membuat peci yang tidak hanya fungsional, tapi juga modern dan edukatif,” jelasnya.
Melalui teknologi Augmented Reality, pengguna dapat memindai motif pada peci untuk menampilkan informasi interaktif mengenai budaya lokal serta panduan ibadah.
Sedangkan fitur Rakaat Tracker berfungsi mencatat jumlah rakaat saat shalat, membantu pengguna tetap fokus dalam beribadah.
Produk inovatif ini sudah diperkenalkan di lingkungan kampus UMK melalui kegiatan sosialisasi dan uji coba. Sasaran utama pengguna adalah kalangan mahasiswa dan dosen laki-laki.
Murianews, Kudus – Inovasi menarik kembali lahir dari mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK). Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) kampus tersebut berhasil menciptakan produk fashion islami ramah lingkungan berupa peci kulit jagung.
Penemuan peci dari kulit jagung ini dikombinasikan dengan teknologi Augmented Reality (AR) dan Rakaat Tracker.
Ketua Tim PKM-K Adilah Azzahroh menuturkan, ide ini muncul dari keprihatinan terhadap banyaknya limbah kulit jagung yang terbuang di wilayah Kudus. Limbah tersebut kemudian diolah menjadi bahan kain alami yang lembut, kuat, dan nyaman digunakan sebagai bahan utama peci.
”Kami ingin mengubah limbah pertanian menjadi produk bernilai guna tinggi. Dari situ kami terpikir membuat peci yang tidak hanya fungsional, tapi juga modern dan edukatif,” jelasnya.
Melalui teknologi Augmented Reality, pengguna dapat memindai motif pada peci untuk menampilkan informasi interaktif mengenai budaya lokal serta panduan ibadah.
Sedangkan fitur Rakaat Tracker berfungsi mencatat jumlah rakaat saat shalat, membantu pengguna tetap fokus dalam beribadah.
Produk inovatif ini sudah diperkenalkan di lingkungan kampus UMK melalui kegiatan sosialisasi dan uji coba. Sasaran utama pengguna adalah kalangan mahasiswa dan dosen laki-laki.
Contoh nyata...
Adilah berharap, peci berbahan kulit jagung ini dapat diterima luas sebagai contoh nyata kolaborasi antara tradisi dan teknologi ramah lingkungan.
”Kami juga menyiapkan strategi pemasaran digital berbasis AR agar pengguna bisa mendapatkan pengalaman interaktif sekaligus memahami nilai budaya di balik desain peci ini,” tambahnya.
Sementara itu, dosen pembimbing Savitri Wanabuliandari memberikan apresiasi tinggi atas karya mahasiswa bimbingannya.
Ia menyebut, produk tersebut merupakan wujud nyata sinergi antara inovasi, kearifan lokal, dan kepedulian terhadap isu keberlanjutan.
”Mahasiswa tidak hanya kreatif, tapi juga mampu membaca kebutuhan zaman. Inovasi ini bisa menjadi contoh nyata green technology berbasis religius,” ujarnya.
Melalui inovasi ini, tim PKM-K UMK berharap dapat membuka peluang kewirausahaan baru sekaligus menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara berkelanjutan.
Editor: Anggara Jiwandhana