Sejarah Hari Pohon Sedunia yang Diperingati tiap 21 November

Murianews, Kudus – Ada beberapa momen penting yang diperingati pada bulan November. Salah satunya adalah peringatan Hari Pohon Sedunia atau World Tree Day yang diperingati tiap tanggal 21 November. Ada beberapa tujuan diadakannya Peringatan Hari Pohon Sedunia ini. Antara lain, mengingatkan masyarakat akan manfaat tanaman bagi kehidupan dan melestarikan lingkungan. Melansir dari laman sulawesi.gakkum.menlhk.go.id, Senin (21/11/2022), sejarah peringatan Hari Pohon Sedunia dirayakan untuk menghormati jasa aktivis lingkungan bernama Julius Sterling Morton dari AS. J.S. Morton ini begitu gigih mengampanyekan gerakan menanam pohon dan konservasi alam. Baca juga: Sejarah Hari Toilet Sedunia yang Diperingati tiap Tanggal 19 November Hari Pohon Sedunia digagas Julius Sterling Morton, seorang pencinta alam dari Amerika Serikat, dia gigih mengampanyekan gerakan menanam pohon. Morton (1832-1902) dan istrinya, Caroline Joy French, pada 1854 pindah dari Michigan ke Nebraska yang baru terbentuk, yaitu wilayah tanpa pepohonan. Dia berusaha mendorong warga untuk menanam pohon untuk melestarikan lingkungan, dan memperindah wilayah pemukiman tempatnya tinggal. Pada 10 April 1872, ia mengusulkan untuk menyisihkan satu hari untuk menanam pohon. Kemudian disepakati Hari Pohon Sedunia diperingati setiap 21 November. Perayaan Hari Pohon pertama diselenggarakan di Spanyol. Pada saat memperingatinya, banyak pihak melakukan gerakan penanaman pohon. Dunia menyebutnya sebagai arbor day. Arbor diambil dari bahasa latin yang berarti pohon. Tujuan diperingati hari pohon sedunia untuk mengingatkan manusia akan pentingnya pohon bagi kehidupan makhluk hidup lainnya. Keberadaan pohon untuk memerangi pemanasan global, mencegah banjir, tanah longsor, tempat hidup fauna (burung) dan membuat iklim mikro yang baik. Untuk mengingatkan kembali tentang makna hari pohon, berikut beberapa fakta tentang pohon (hutan) yang perlu Anda ketahui: 1. Hutan menutupi sekitar 30 persen permukaan bumi 2. Diperkirakan setiap detiknya, 1,5 hektar hutan di dunia ditebang. 3. Berkurangnya hutan berkontribusi sebesar 12 – 17 persen emisi global gas rumah kaca setiap tahun (World Resources Institute). 4. Ada lebih dari 121 tanaman pada hutan hujan yang dapat digunakan sebagai obat. 5. Menurut Rainforest Action Network, populasi penduduk Amerika Serikat hanya kurang dari 5% dari jumlah penduduk dunia, namun mengonsumsi lebih dari 30 persen kertas di dunia. 6. Sebanyak 20 persen oksigen di dunia diporduksi oleh hutan Amazon. 7. Sebanyak 25 persen organisme untuk melawan kanker di dunia ditemukan di Amazon. 8. Hingga saat ini, setengah hutan tropis di dunia telah hilang. 9. Sekitar 4.500 hektar hutan hilang setiap jamnya karena pembakaran, bulldozer, penebangan, dan lainnya. 10. Sekitar 1,6 milyar penduduk dunia bergantung pada produk-produk hutan untuk kehidupan mereka. Tapi, inilah yang makin menyebabkan deforestasi. 11. Hutan hujan tropis yang menutupi hanya 6-7 persen permukaan bumi, mengandung setengah dari spesies tumbuhan dan hewan di dunia. 12. Sebuah pohon ukuran sedang mampu memproduksi cukup oksigen yang dapat digunakan satu keluarga (yang terdiri dari 4 orang) bernafas. 13. Tiga pohon yang ditanam di sekeliling gedung dapat mengurangi pemakaian pendingin ruang hingga 50 persen. 14. Pohon dapat meningkatkan nilai porperti. Rumah yang dikelilingi pohon-pohon bernilai 18-25 persen lebih tinggi dari yang tidak memiliki pohon. 15. Jika menanam 20 juta pohon, dunia dan penduduknya akan mendapay lebih dari 260 juta ton oksigen. Pohon-pohon tadi juga bisa menghilangkan 10 juta ton CO2. 16. Area pepohonan membuat kita lebih rileks, dan mengurang stress. 17. Majalah TIME pada tahun 2014 menyebutkan bahwqa Indonesia adalah negara dengan deforestasi tertinggi dunia, ‘mengalahkan’ Brazil. (Nature Climate Change Journal). Deforestasi di Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar 840.000 hektar, sedangkan Brazil hanya 460.000 hektar. 18. Sebanyak 1,25 hutan di Indonesia telah hilang dibanding 25 tahun lalu (Greenpeace).     Penulis: Dani Agus Editor: Dani Agus Sumber: sulawesi.gakkum.menlhk.go.id