Jumat, 21 November 2025


Salah satunya adalah wafatnya Pangeran Diponegoro di tahun 1855. Bendara Pangeran Harya Dipanegara (atau biasa dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro, 11 November 1785 – 8 Januari 1855) adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia, yang memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa selama periode tahun 1825 hingga 1830 melawan pemerintah Hindia Belanda.

Sejarah mencatat, Perang Diponegoro atau Perang Jawa dikenal sebagai perang yang menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia, yakni 8.000 korban serdadu Hindia Belanda, 7.000 pribumi, dan 200 ribu orang Jawa serta kerugian materi 25 juta Gulden.

Baca juga: Catatan Sejarah dan Momen Penting Tanggal 7 Januari, Ini Daftarnya

Diponegoro lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785 dari ibu yang merupakan seorang selir (garwa ampeyan), bernama R.A. Mangkarawati, dari Pacitan dan ayahnya bernama Gusti Raden Mas Suraja, yang di kemudian hari naik takhta bergelar Hamengkubuwana III.

Pangeran Diponegoro sewaktu dilahirkan bernama Bendara Raden Mas Mustahar, kemudian diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya. Nama Islamnya adalah Abdul Hamid.

Setelah ayahnya naik takhta, Bendara Raden Mas Antawirya diwisuda sebagai pangeran dengan nama Bendara Pangeran Harya Dipanegara. Ketika dewasa, Pangeran Diponegoro menolak keinginan sang ayah untuk menjadi raja.

Ia sendiri beralasan bahwa posisi ibunya yang bukan sebagai istri permaisuri, membuat dirinya merasa tidak layak untuk menduduki jabatan tersebut.

Pangeran Diponegoro dikenal sebagai pribadi yang cerdas, banyak membaca, dan ahli di bidang hukum Islam-Jawa. Dia juga lebih tertarik pada masalah-masalah keagamaan ketimbang masalah pemerintahan keraton dan membaur dengan rakyat.

Sang Pangeran juga lebih memilih tinggal di Tegalrejo, berdekatan dengan tempat tinggal eyang buyut putrinya, yakni Gusti Kangjeng Ratu Tegalrejo, permaisuri dari Sultan Hamengkubuwana I, daripada tinggal di keraton.

Pangeran Diponegoro mulai menaruh perhatian pada masalah keraton ketika dirinya ditunjuk menjadi salah satu anggota perwalian untuk mendampingi Sultan Hamengkubuwana V (1822) yang saat itu baru berusia 3 tahun. Karena baru berusia 3 tahun, pemerintahan keraton sehari-hari dikendalikan oleh Patih Danureja IV dan Residen Belanda. Pangeran Diponegoro tidak menyetujui cara perwalian seperti itu, sehingga dia melakukan protes.

Berikut daftar sejarah lainnya tanggal 8 Januari, seperti dilansir dari Wikipedia:

1297

Monako merdeka.

1855

Meninggalnya Pangeran Diponegoro (l. 1785).

1867

Warga Afrika Amerika diberikan hak pilih di District of Columbia, Amerika Serikat.

1912

Kongres Nasional Afrika didirikan.

1916

Perang Dunia I: Tentara sekutu mundur dari Gallipoli.

1918

Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson mengumumkan "Program 14 Titik"-nya setelah Perang Dunia I.1926Abdul-Aziz bin Saud menjadi Raja Hejaz dan menamainya Arab Saudi.1941 Meninggalnya Robert Baden-Powell, pendiri Gerakan Kepanduan. (l. 1857).1979Hari lahirnya Donna Agnesia, aktris Indonesia.1982Maulid Nabi Muhammad SAW 1402 Hijriah.1983Hari lahirnya Kim Jong-un, Pemimpin Tertinggi Korea Utara.1989Musibah Kegworth menewaskan 47 orang di Britania Raya.1996Krisis sandera Mapenduma, militan OPM kelompok Kelly Kwalik menyandera 26 anggota Tim Ekspedisi Lorentz 95 di desa Mapenduma, Jayawijaya, Irian Jaya.2000Idul Fitri 1420 Hijriah.2021Akun Twitter Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Kampanye kepresidenan Donald Trump diblokir secara permanen karena hasutan kekerasan dari penyerbuan Gedung Kapitol 2021 dan direktur kampanye digital Donald Trump Gary Coby diblokir secara permanen karena penghindaran larangan yang mencoba membantu Presiden Trump menghindari larangan Twitter dengan menggunakan akunnya mengubah nama dan gambar akunnya menjadi milik Presiden Trump.  Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: wikipedia.org

Baca Juga

Komentar

Terpopuler