Asal Mula Tegowanu Wetan, Desa di Ujung Barat Grobogan

Saiful Anwar
Senin, 25 September 2023 07:34:00


Murianews, Grobogan – Desa Tegowanu Wetan yang merupakan wilayah Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah memiliki sejarah tersendiri. Desa tersebut kini menjadi pusat kota Kecamatan Tegowanu yang berada di ujung barat Grobogan.
Menurut pemerhati sejarah Grobogan, Heru Herdono (69) alias Mbah Bedjo, dulunya Desa Tegowanu Wetan, Tegowanu Kulon, dan Sidorejo (masuk wilayah Karangawen, Kabupaten Demak) awalnya satu dusun. Awalnya masih bernama Dusun Tegowanu.
Mbah Bedjo menceritakan, sosok yang mendirikan Dusun Tegowanu yakni Ki Demang Gontrosingo. Beliau merupakan prajurit Pangeran Diponegoro asal Surakarta yang terhenti di situ.
”Kemudian babat alas di situ, mendirikan rumah dan menggarap ladang. Banyak warga yang ikut ke situ, hingga lama-lama menjadi sebuah dusun,” katanya.
Nama Tegowanu merupakan singkatan dari ”tegel” atau tega dan ”wani” yang kemudian menjadi ”wanu” yang berarti berani. Nama itu dipilih karena Ki Demang pernah menjadi prajurit, sehingga memiliki sifat tega dan berani.
”Harapannya, para warganya menjadi orang yang tega dan berani menghadapi mara bahaya,” kata Mbah Bedjo.
Suatu hari, ada seorang bernama Singorejo babat alas di sebelah barat Dusun Tegowanu. Dia kemudian ikut tinggal di dusun tersebut. Tak lama kemudian, ujar Mbah Bedjo, banyak warga yang juga ikut bertempat tinggal di Dusun Tegowanu.
”Lama-lama, dusun itu semakin ramai. Mbah Singorejo pada akhirnya dijadikan seorang tetua dusun karena juga babat alas,” cerita Mbah Bedjo.
Kemudian di antara wilayah keduanya tadi, suatu hari ditinggali seorang bernama Mbah Tuan. Menurut cerita, Mbah Tuan merupakan seorang priyayi yang juga merupakan sayyid atau keturunan Nabi Muhammad dari Gujarat. Kedatangannya ke wilayah tersebut karena ingin menyebarkan agama Islam.
”Beliau kemudian tinggal di dusun yang dipimpin Ki Demang Gontroseno dan dusun yang dipimpin Ki Singorejo. Dipanggil Mbah Tuan karena merupakan salah satu sayyid,” ujar dia.
Kehadiran Mbah Tuan, membuat Tegowanu kemudian dibagi menjadi tiga wilayah, yakni Tegowanu Wetan, Tegowanu Tengah, dan Tegowanu Kulon.
Setelah warganya semakin banyak, tiga dusun kemudian dijadikan satu desa hingga akhirnya menjadi desa sendiri-sendiri. Ketiganya ikut wilayah Asestenan Tegowanu, Kabupaten Demak.
”Pada 1932, Asistenan Tegowanu ikut bergabung ke wilayah Grobogan. Namun, Desa Tegowanu Kulon diminta ikut wilayah Demak, dan namanya diubah menjadi Sidorejo (ikut Kecamatan Karangawen). Karena berubahnya nama itu, Desa Tegowanu Tengah berubah menjadi Desa Tegowanu Kulon sampai sekarang,” jelasnya.
Setelah Dusun Tegowanu Wetan menjadi desa, warga memilih sosok bernama Kertodjoyo Gambreng menjadi kepala desa. Makam Mbah Kertodjoyo Gambreng belakangan dinamakan Mbah Maesan Sela atau Maesan Selo yang kini berada di pinggir jalan raya Semarang-Purwodadi, di Desa Tegowanu Wetan.
”Makam Mbah Kertodjoyo itu yang sekarang dikenal warga sebagai punden Maesan Selo itu,” jelas dia.
Editor: Ali Muntoha
Baca Juga
Komentar
Trending Topic
Terpopuler
