Rabu, 19 November 2025


Pegiat Sejarah Begandring Soerabaia, Achmad Zaki Yamani menjelaskan, Pesawat Martin WH-3 merupakan pesawat buatan Amerika Serikat. Pesawat tersebut milik Angkatan Udara Hindia Belanda atau Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (ML-KNIL).

’’Dugaan itu mengarah ke Pesawat Martin 166 M-555, karena pada tahun-tahun itu hanya ada 3 pesawat yang jatuh di laut Jawa, yakni Martin 166 M-555 itu, Martin 166 M-572 pada 31 Maret 1941, yang sudah berhasil dievakuasi oleh ML-KNIL, lalu pesawat Catalina A24-73 milik RAAF, yang jatuh pada 21 Mei 1944,’’ terang Zaki seperti dilansir beritajatim.com, Kamis (25/5/2023),

Baca: Puing Pesawat yang Ditemukan Nelayan Lamongan Diduga Berkaitan dengan Penemuan Mortir Tahun Lalu

Melansir Wikipedia, Kamis (25/5/2023), pesawat bomber ini merupakan buatan Amerika Serikat yang merupakan keturunan dari Martin B-10. Model 166 WH-3 merupakan diketahui merupakan seri terakhir dari keluarga pesawat pembom Martin.

Mulanya, Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda (ML-KNIL) memesan 12 Martin 139 WH-1 pada 1936. Pesawat itu dipilih karena dianggap memiliki kontruksi kuat dan proses produksinya juga lebih cepat.

Kemudian, Maret 1937 ML-KNIL kembali memesan 26 unit Martin 139 WH-2. Pesawat-pesawat itu pun cukup melengkapi skuadron Kelompok Tiga milik ML-KNIL.

Kemudian, Desember 1937, sebanyak 39 Martin 139 WH-3 alias model 166 dipesan dan diikuti 40 unit model WH-3A pada November 1938 serta dua lagi pada Juli 1939 untuk menggantikan pesawat yang hilang selama pengiriman.

Baca: Bangkai Pesawat Sisa PD II Ditemukan Nelayan Lamongan, Begini Wujudnya

Pada pecahnya perang dengan Jepang pada Desember 1941, ML KNIL mengoperasikan 58 pesawat bomber Martin dengan enam skuadron. Sekitar 20 pesawat lainnya yang sudah tua digunakan sebagai cadangan. Pesawat-pesawat itu bertugas sebagai pertahanan.

Selama Perang Pasifik, pesawat-pesawat tersebut berada di sejumlah Vliegtuiggroep atau skuadron. Skuadron pertama di Lapangan Terbang Andir (kini Bandara Husein Sastranegara, red) Bandung.
Skuadron tersebut terbagai menjadi dua departemen, yakni 1-VLG-I dan 2-VLG-I. Masing-masing punya sembilan Martin model 166 dan dua pesawat cadangan. Setiap departemen memiliki detasemen perang yakni Patroli Butner milik 1-VLG-I di Tarakan dan Patroli Cooke milik 2-VLG-I di Samarinda II Airfield, Melaka.Skuadron kedua atau VLG-II berbasis di Lanud Singosari Malang. Ada sembilan pesawat 166 WH-3/3A dengan tiga cadangan dan tiga WH-2 di skuadron 1-VLG-II. Selama perang, mereka punya empat patroli yang terdiri dari tiga pesawat ditambah cadangan dibuat dari 1-VLG-II dengan awak dimobilisasi dari sekolah penerbangan Kalijati.Skuadron ketiga (VLG-III) berpangkalan di Lapangan Udara Tjililitan, Batavia (kini, Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta).Mereka terdiri dari 1-VLG-III, 2-VLG-III dan 3-VLG-III. 1-VLG-III dan 3-VLG-III dilengkapi sembilan WH-3/3A dengan dua cadangan tambahan. Sementara (2-VLG-III) punya sembilan WH-2 dengan dua cadangan tambahan.Kemudian, 7e Afdeling Bommenwerpers atau departemen pembom, sebuah unit cadangan yang dikerahkan pada tanggal 15 Desember 1941. Mereka ditempatkan di bawah VLG-III dan terdiri dari satu WH-2, dua WH-3 dan enam WH-3A.Dalam upaya memperkuat pertahanan Inggris di Semenanjung Malaya, Hindia Belanda mengirimkan beberapa skuadron ML-KNIL. Termasuk 22 Martin 139 atau Martin 166 dari VLG-III yang diorganisir menjadi tiga skuadron. Merka tiba di Singapura pada 9 Desember 1941.Namun, Inggris sempat mengira pesawat Martin 166 milik Belanda itu adalah musuh. Mereka pun diserang saat mendekati Singapura. Kesalahpahaman itu akibat kurangnya koordinasi.Pada awal Januari 1942, Pesawat Martin milik belanda terbang bersama pesawat pembom Inggris ke pantai barat Malaya untuk mengehtikan Jepang.Kemudian, pada 8 Januari sembilan pesawat Martin Belanda dan empat pesawat Hudson Australia menyerang pesawat amfibi Jepang yang diduga berlabuh di lepas pantai Laut Cina Selatan, tetapi hasilnya tidak meyakinkan.Keesokan harinya, sembilan Martin "cukup berhasil" mengebom beberapa kapal Jepang yang sedang menurunkan muatan di Kuantan.

Baca Juga

Komentar

Terpopuler