Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kusni Kasdut, adalah salah satu nama terkenal yang muncul setelah awal kemerdekaan Republik Indonesia. Namanya tersohor dalam dua dunia yang berbeda.

Bagi para penegak hukum di Indonesia, Kusni Kasdut adalah bandit kelas berat yang kerap menyulitkan mereka. Meski tubuhnya kecil dan ramping, namun bagi mereka para penegak hukum di Indonesia, Kusni Kasdut adalah penjahat kelas berat yang membahayakan.

Sepak terjangnya di dunia hitam membuat namanya dikenal sebagai seorang yang tak segan membunuh dan tak kenal ampun. Namun disisi lain, di kalangan masyarakat kecil, dirinya adalah pahlawan bak Robin Hood yang ringan tangan.

Label penjahat kelas berat, pada kenyataannya tidak membuat seorang Kusni Kasdut kehilangan sisi manusiawinya. Terutama pada masyarakat miskin yang tersisa di awal keberhasilan revolusi Indonesia.

Dalam setiap aksi kejahatannya, Kusni Kasdut dikenal selalu membagikan hasil jarahannya kepada masyarakat miskin. Harta yang didapatkannya dari merampok sebagian selalu diberikan pada orang yang membutuhkan.

Sehingga namanya justru menjadi harum di mata masyarakat kecil yang saat itu belum mendapatkan nasib baik dari kemerdekaan yang didapatkan Republik. Kusni Kasdut mendapatka tempat tersendiri saat itu.

Kusni Kasdut sendiri adalah lelaki yang memiliki nama asli Ignatius Waluyo. Seperti dinukil dari Wikipedia, Kusni Kasdut dilahirkan di Blitar pada tahun 1929.

Sebuah fakta tak terbantahkan, Kusni Kasdut adalah seorang pejuang kemerdekaan. Saat masih remaja dirinya diketahui bergabung dengan tentara pelajar.

Di perang awal kemerdekaan, Kusni Kasdut juga terlibat bersama ribuan pejuang muda lainnya. Namun nasibnya tak kunjung berubah setelah Indonesia merdeka.

Kusni Kasdut Akhirnya......

Kusni Kasdut akhirnya menggunakan caranya sendiri, dengan nekat melakukan pencurian dan perampokan berdarah untuk menjalani hidupnya. Kusni merampok dan mengambil paksa harta dari orang-orang kaya.

Hasilnya sebagian dibagikan kepada masyarakat miskin yang nasibnya sama dengan dirinya. Aksinya yang seperti ini mendapatkan simpati dari kelompok masyarakat marginal.

Namun dari sudut pandang penegak hukum di Republik, Kusni Kasdut adalah kanker yang menggerogoti sendi hukum. Namanya menjadi target nomor satu atas aksi-aksi kejahatannya yang sadis.

Aksinya yang paling monumental adalah saat Kusni Kasdut merampok Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah) di Jakarta. Sejumlah koleksi emas dan permata di museum ini berhasil dikurasnya.

Kejadian pada 31 Mei 1961 itu semakin membuat Kusni Kasdut terkenal. Sebab sebelumnya, Kusni Kasdut yang sempat tertangkap berhasil melarikan diri, usai membunuh seorang kaya raya keturunan Arab, Ali Badjened, 11 September 1954.

Hingga akhirnya, pelarian Kusni Kasdut berakhir saat berhasil ditangkap kembali di Semarang. Tertangkapnya Kusni bahkan harus menelan korban seorang polisi yang tewas oleh tembakannya.

Kusni Kasdut tertangkap, dan kali ini tidak bisa kabur, karena usianya semakinn renta, 50-an tahun. Kusni akhirnya memilih menjalani akhir kehidupanya di LP Kalisosok.

Hukuman mati yang telah divonis pada dirinya, kali ini harus diterimanya. Kendati beberapa kali mengajukan grasi, Kusni Kasdut tak bisa lagi mengelak.

Kusni Kasdut, kisah pejuang yang berubah menjadi penjahat legendaris, akhirnya berakhir pada 16 Febuari 1980. Sebuah regu tembak menghentikan hidupnya.

Komentar

Terpopuler