Dandangan Kudus 2024
Dandangan Kudus, Tradisi Menyambut Ramadan Warisan Sunan Kudus
Cholis Anwar
Senin, 26 Februari 2024 12:01:00
Murianews, Kudus – Dandangan Kudus adalah salah satu tradisi khas masyarakat Kudus, Jawa Tengah, untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi ini berupa pemukulan bedug di Masjid Menara Kudus yang menjadi tanda awal puasa.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak 450 tahun yang lalu, ketika Sunan Kudus atau Syekh Jafar Shodiq mulai menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Tengah bagian utara.
Sunan Kudus adalah salah satu dari Wali Songo yang dikenal sebagai ahli fikih dan ilmu falak. Ia juga merupakan pujangga dan senopati Kerajaan Islam Demak Bintoro.
Dalam buku Ramadan Bersama Rasul karya Alvian Iqbal Zahasfan (2020), akar sejarah dandangan mulanya adalah peristiwa pengumuman tentang awal masuknya bulan Ramadan yang diumumkan oleh Sunan Kudus.
Dalam buku tersebut, tradisi ini dimulai pada tahun 1459 Masehi atau 867 Hijriyah. Pada saat itu, para santri berkumpul di depan masjid Menara Kudus atau yang saat ini dikenal Masjid Al-Aqsha Kudus setiap menjelang Ramadan.
Mereka berkumpul untuk menunggu pengumuman awal puasa Ramadan dari Sunan Kudus. Proses penetapan awal Ramadan ini ditandai dengan pemukulan bedug oleh Sunan Kudus. Bunyi bedug ”dang-dang-dang” itu yang kemudian disebut dandangan.
Sementara dalam buku Mengenal Perayaan Tradisional karya W Dasanti (2019), nama lain dari tradisi dandangan ini adalah ”blandrangan”, yang berarti pengumuman. Selain mengumumkan awal puasa, Sunan Kudus juga memberikan tausiyah atau nasihat kepada para santri dan masyarakat tentang pentingnya menjalankan ibadah puasa dengan baik.
Selanjutnya, tradisi dandangan ini menjadi acara tahunan menjelang Ramadan di Kudus. Selain tabuh bedug sebagai pertanda masuknya bulan Ramadan, di sekitar Menara Kudus juga terdapat pesta rakyat hingga pasar malam sejak akhir bulan Syakban dalam kalender Islam.
Tidak hanya itu, ada juga kirab budaya yang dilakukan oleh masyarakat setempat, visualisasi sejarah dandangan, atraksi-atraksi seni yang mengangkat sejarah Wali Songo, hiingga bazah UMKM untuk mengangkat perekonomian warga sekitar.