Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Pada Pembukaan Kongres XXIII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tahun 2024 pada Jumat (1/3/2024), Presiden Jokowi mengemukakan pesan tegas terkait perlunya transparansi dalam penanganan kasus perundungan atau bullying di sekolah.

Dalam pidatonya yang terekam dan diunggah di akun YouTube Resmi Sekretariat Presiden, Jokowi menekankan pentingnya tidak menutup-nutupi kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.

”Jangan sampai kasus bullying ditutup-tutupi, tapi (harusnya) diselesaikan,” tegas Jokowi.

Presiden menyoroti praktik penutupan kasus bullying yang masih sering terjadi di beberapa sekolah. Menurutnya, daripada menyembunyikan masalah, sekolah seharusnya berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan serta melakukan langkah-langkah pencegahan.

”Biasanya kasus bullying ditutup-tutupi untuk melindungi nama baik sekolah. Saya kira yang baik adalah menyelesaikan dan memperbaiki,” ungkapnya.

Jokowi mengakui keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus bullying, kekerasan, dan pelecehan di lingkungan sekolah. Ia menegaskan hal semacam itu tidak boleh lagi dibiarkan terjadi di institusi pendidikan yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa.

”Ini tidak boleh terjadi lagi, dibiarkan berlarut sekolah. Harus menjadi safe house, harus menjadi rumah yang aman bagi siswa-siswa kita,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kepala Negara menegaskan sekolah harus menjadi tempat yang aman bagi siswa untuk belajar, berinteraksi, dan berkarya tanpa rasa takut atau ketidaknyamanan.

”Jangan sampai ada siswa yang tertekan di sekolah, tidak betah di sekolah,” katanya.

Jokowi juga menaruh harapan besar pada para guru untuk menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman bagi para siswa.

”Dan saya menaruh harapan besar pada Bapak-Ibu guru untuk menjadi ujung tombak untuk menciptakan sekolah yang nyaman, menciptakan lingkungan sekolah yang aman bagi anak-anak kita,” pungkas Jokowi.

Komentar

Terpopuler