Masyarakat Motoboi Besar memasak nasi jaha bersama-sama selama tiga hari setelah idulfitri. Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi antarwarga.
Dikenal juga sebagai Lebaran Ketupat, dirayakan pada 7 Syawal. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk kepercayaan untuk menolak bala.
Murianews, Jakarta – Indonesia, dengan kekayaan suku dan budayanya, memiliki beragam tradisi unik dalam menyambut dan merayakan Idulfitri atau lebaran. Tradisi-tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.
Bahkan hingga lebaran 2025 ini, berbagai tradisi itu masih dilaksanakan oleh masyarakat adat setempat. Seperti tradisi grebeg syawal yang ada di Yogyakarta hingga Tellasan Topak yang ada di Madura, Jawa Timur.
Berikut adalah beberapa tradisi Lebaran yang dilakukan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia:
1. Grebeg Syawal (Yogyakarta)
Tradisi yang berasal dari Keraton Yogyakarta ini dilaksanakan setiap 1 Syawal, tepat pada Hari Raya Idulfitri. Grebeg Syawal merupakan wujud syukur setelah melewati bulan Ramadan.
2. Perang Topat (Nusa Tenggara Barat)
Dikenal juga sebagai ”perang ketupat”, tradisi ini melibatkan masyarakat yang saling melempar ketupat. Perang Topat melambangkan kerukunan antarumat beragama di Lombok.
3. Festival Meriam Karbit (Kalimantan Barat)
Masyarakat membunyikan meriam di tepi Sungai Kapuas selama tiga hari, yaitu sebelum, saat, dan sesudah Lebaran. Tradisi ini merupakan simbol keberanian dan semangat kebersamaan.
4. Makan Bedulang (Bangka Belitung)
Tradisi makan bersama yang dilakukan di balai desa atau masjid saat Idulfitri. Makan Bedulang adalah bentuk syukur atas hasil bumi yang melimpah.
Binarundak...
5. Binarundak (Sulawesi Utara)
Masyarakat Motoboi Besar memasak nasi jaha bersama-sama selama tiga hari setelah idulfitri. Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi antarwarga.
6. Tellasan Topak (Madura)
Dikenal juga sebagai Lebaran Ketupat, dirayakan pada 7 Syawal. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk kepercayaan untuk menolak bala.
