Hari Jantung Sedunia Diperingati 29 September, Ini Sejarahnya
Dani Agus
Jumat, 29 September 2023 08:19:00
Murianews, Kudus – Penderita penyakit jantung saat ini masih sangat tinggi. Bahkan, banyak penderitanya yang akhirnya meninggal.
Di sisi lain, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan jantungnya juga masih rendah. Padahal, penyakit jantung bisa dicegah lebih dini.
Terkait dengan kondisi itu, berbagai pihak memberikan perhatian serius terkait penyakit jantung ini. Mulai memberikan edukasi lewat berbagai cara hingga menetapkan Hari Jantung Sedunia.
Melansir dari Wikipedia, Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD) adalah acara yang diperingati setiap tanggal 29 September. Perayaan ini pertama kali diselenggarakan pada tanggal 24 September 2000, di setiap minggu terakhir di bulan September. Sejak tahun 2012, hari jantung sedunia resmi ditetapkan pada tanggal 29 September.
Gagasan yang diumumkan pada 1999 oleh World Heart Federation (WHF) dan World Health Organization (WHO) dengan sang pencetus Antoni Bayés de Luna presiden WHF periode 1997-1999 yang menyumbangkan idenya yaitu diadakannya Hari Jantung Sedunia. Dilihat dari sejarah yang ada, hari jantung sedunia merupakan bentuk kampanye global oleh World Heart Organization yang mengajak individu, keluarga, komunitas serta pemerintah di seluruh dunia untuk berpartisipasi untuk menjaga kesehatan jantung mereka dan orang lain.
Acara ini diharapkan menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan informasi tentang CVD (Cardiovascular Disease) yang sedang marak terjadi di dunia. Dimana pada awal 2000-an, sekitar 17 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Sementara itu, dikutip dari laman Kemkes, penyakit kardiovaskular ini sering ditemukan di negara berkembang, ditunjukkan dengan fakta bahwa, sekitar 80 persen kematian akibat penyakit ini terjadi di negara berkembang dengan penghasilan rendah dan menengah.
Hal ini terjadi karena, masih terdapat banyak negara berkembang yang kekurangan program perawatan kesehatan yang efisien. Padahal menurut Ketua Perhimpunan Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Dr dr Ismoyo Sunu, SpJP (K), FIHA, FasCC, mengemukakan jika penyakit jantung adalah pembunuh nomer satu.
Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Sedangkan sebagai perbandingan, HIV / AIDS, malaria dan TBC secara keseluruhan membunuh 3 juta populasi dunia.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Penyakit Kardiovaskular juga paling sering menyerang kelompok usia produktif, sehingga mortalitasnya menyebabkan beban ekonomi dan sosial terhadap masyarakat. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) yang didirikan sejak 1957 sebagai wadah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah telah bergerak aktif dalam berbagai lini untuk turut berperan dalam gerakan mengatasi penyakit kardiovaskular di Indonesia.



