Jumat, 17 Januari 2025

Catatan Sejarah dan Momen Penting Tanggal 23 Mei

Dani Agus
Kamis, 23 Mei 2024 11:43:00
Catatan Sejarah dan Momen Penting Tanggal 23 Mei
Yusuf Al-Makassari, ilustrasi oleh Achmad Fauzi dalam buku Kisah Tuanta Salamaka (Istimewa/Wikipedia)

Murianews, Kudus – Ada beragam catatan sejarah dan momen penting yang terjadi pada tanggal 23 Mei dari tahun ke tahun. Selain dari dalam negeri, ada banyak catatan sejarah yang terjadi di berbagai negara lainnya.

Salah satunya adalah meninggalnya Syekh Yusuf di Capetown, Afrika Selatan tahun 1699. Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani (3 Juli 1626-23 Mei 1699) adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia.

Ia juga digelari ”Tuanta Salamaka ri Gowa” (tuan guru penyelamat kita dari Gowa) oleh pendukungnya di kalangan rakyat Sulawesi Selatan.

Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan Abadin Tadia Tjoessoep atau Muhammad Yusuf, suatu nama yang diberikan oleh Sultan Alauddin (berkuasa sejak 1593 - wafat 15 Juni 1639, penguasa Gowa pertama yang muslim), raja Gowa, yang juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf.

Di Bontoala, Syekh Yusuf Belajar Kepada Al-Allamah Habib Sayyid Alwi bin Abdullah Assegaf, lalu Di Cikoang, Syekh Yusuf belajar dipesantren kepada Al-Allamah Habib Sayyid Alwi Jalaluddin Bafagih(Keturunan Imam Maula Aidid Hadramaut Yaman Keturunan Nabi Saw.), Syekh Yusuf mempelajari Dasar Sanad Thariqah Baharunnur Ba'alawi kepada beliau. Di Pesantren cikoang, Selain Belajar Thariqah, belajar pula mengenai Hubbul Wathan(Cinta dan Membela Tanah Air).

Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten.

Pada tahun 1644, Syech Yusuf menunaikan ibadah haji dan tinggal di Mekkah untuk beberapa lama, dimana Ia belajar kepada ulama terkemuka di Mekkah dan  Madinah. Syekh Yusuf juga sempat mencari ilmu ke Yaman, berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd Al-Baqi, dan ke Damaskus untuk berguru pada Syekh Abu Al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al-Khalwati Al-Quraisyi. Syech Yusuf mempelajari Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah.

Ketika Kesultanan Gowa mengalami kalah perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan diangkat menjadi mufti di sana. Pada periode ini Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.

Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Srilanka pada bulan September 1684.

Di Sri Lanka, Syekh Yusuf aktif dalam menyebarkan agama Islam. Ia memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan. Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.

Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh dari Ceylon Sri Lanka ke , Afrika Selatan, pada 22 Desember 1694.

Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut. Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai ’Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’.

Jenazah Syekh Yusuf Tajul Khalwati dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705. Kemudian Syekh Yusuf Allahu yarham dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto dengan SK Presiden : Keppres No. 071/TK/1995, Tgl. 7 Agustus 1995. Pada tahun 2005, Syekh Yusuf dianugerahi penghargaan Supreme Companion of OR Tambo in gold, for heads of state and, in special cases, heads of government (SCOT) pada 27 September 2005 kepada ahli warisnya yang disaksikan oleh Wapres RI M Jusuf Kalla di Pretoria Afrika Selatan

Berikut daftar sejarah lainnya tanggal 23 Mei, seperti dilansir dari Wikipedia:

1430

Jeanne d'Arc ditangkap oleh tentara Burgundi ketika mempertahankan kota Compiègne.

1568

Belanda merdeka dari Spanyol.

1699

Meninggalnya Syekh Yusuf, pahlawan nasional RI, di Capetown, Afrika Selatan (l. 1626).

1920

Partai Komunis Indonesia berdiri.

1934

Duo perampok bank Amerika Serikat, Bonnie dan Clyde, disergap polisi dan ditembak mati di Black Lane, Louisiana.

1968

Kenaikan Yesus Kristus menjadi hari libur nasional untuk yang pertama kalinya.

1979

Hari lahirnya Farhan Zainal Muttaqin, vokalis Wali.

1997

Kerusuhan Jumat Kelabu di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

1997

Mohammad Khatami terpilih sebagai Presiden Iran.

1999

Hari lahirnya Nissa Sabyan, penyanyi Gambus Indonesia yang populer di tahun 2018.

Komentar