Bangunan Benteng Pendem memiliki banyak ruang. Ada barak, penjara, gudang senjata, klinik, ruang rapat, tempat meriam, kamar penjaga, ruang akomodasi, dan ruang perwira.
Kemudian, ada terowongan juga yang katanya di bawah laut tembus sampai benteng di Nusakambangan, tapi nyatanya tidak terbukti. Terowongan itu masih ada di dalam kawasan Benteng Pendem.
Tidak terhubung dengan Benteng Klingker atau Benteng Karang Bolong yang ada di Nusakambangan. Walaupun benteng tersebut dibuat saat masa penjajahan Belanda, memiliki ciri yang sama, dan fungsi yang sama.
Sementara itu, melansir laman Disporapar Cilacap, untuk manuju ke Benteng Pendem dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan.
Dari terminal bus dan angkutan kota sekitar 5 km, 2 km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Cilacap dan 1 km dari Obyek Wisata THR Teluk Penyu.
Benteng Pendem pada zaman dulu di tepinya terdapat parit yang melingkari Benteng, namun pada saat sekarang baru tergali sepanjang 500 m. Parit ini digunakan untuk pembuangan air dari dalam terowongan dan sebagai penghambat lanjunya musuh ke dalam Beteng Pendem.
Murianews, Kudus – Ada cukup banyak bangunan bersejarah peninggalan zaman Belanda di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Salah satunya adalah Benteng Pendem yang kini sudah menjadi salah satu destinasi wisata di Cilacap.
Selain menikmati keindahan bangunan kuno berusia ratusan tahun, pengunjung juga bisa menyaksikan keindahan pantai Selatan pulau Jawa.
Melansir dari laman Visitjawatengah, Benteng Pendem bernama asli Kustbatterij Op De Landtong Te Tjilatjap yang berarti suatu bangunan benteng yang menjorok ke arah laut di Cilacap.
Penamaan tersebut menunjukkan letak Benteng Pendem yang berada di kawasan Teluk Penyu Cilacap. Lokasi ini sangat strategis karena dekat dengan laut.
Benteng Pendem dibangun secara bertahap selama 18 tahun, dari tahun 1861 sampai dengan 1879 di area seluas 6,5 ha. Melihat dari tembok yang tebal dan batu bata merah yang tertata rapi menunjukkan bahwa bangunan ini merupakan benteng khas Belanda.
Sejak berdiri Benteng Pendem digunakan oleh tentara Belanda sampai tahun 1942, setelah itu dikuasai oleh Jepang sampai tahun 1945. Seiring berakhirnya penjajahan Jepang di Indonesia, Benteng Pendem diambil alih oleh TNI sampai tahun 1965.
Setelah itu benteng ini terbengkalai yang menjadikan hampir seluruh bangunan tertimbun tanah. Hal inilah yang kemudian oleh masyarakat dinamai Benteng Pendem.
Namun, pada tahun 1986 Benteng Pendem mulai dikelola kembali hingga kini menjadi objek wisata. Walau beberapa bagian masih tertimbun tanah, namun sebagian besar bangunannya sudah terlihat dan dapat kita kunjungi.
Serangan dari Arah Laut...
Benteng Pendem dibangun untuk tujuan menahan serangan dari arah laut. Hal ini juga terlihat dengan dibangunnya parit yang mengelilingi area benteng.
Bangunan Benteng Pendem memiliki banyak ruang. Ada barak, penjara, gudang senjata, klinik, ruang rapat, tempat meriam, kamar penjaga, ruang akomodasi, dan ruang perwira.
Kemudian, ada terowongan juga yang katanya di bawah laut tembus sampai benteng di Nusakambangan, tapi nyatanya tidak terbukti. Terowongan itu masih ada di dalam kawasan Benteng Pendem.
Tidak terhubung dengan Benteng Klingker atau Benteng Karang Bolong yang ada di Nusakambangan. Walaupun benteng tersebut dibuat saat masa penjajahan Belanda, memiliki ciri yang sama, dan fungsi yang sama.
Sementara itu, melansir laman Disporapar Cilacap, untuk manuju ke Benteng Pendem dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan.
Dari terminal bus dan angkutan kota sekitar 5 km, 2 km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Cilacap dan 1 km dari Obyek Wisata THR Teluk Penyu.
Tepatnya pada tanggal 26 November 1986 seorang warga Cilacap bernama Adi Wardoyo memberanikan diri untuk menggali dan menata lingkungan Benteng. Sejak tanggal 28 April 1987 resmi dapat dikunjungi dan terbuka untuk umum hingga saat ini.
Dari beberapa bangunan yang ada didalam lokasi Benteng Pendem berfungsi:
Parit
Benteng Pendem pada zaman dulu di tepinya terdapat parit yang melingkari Benteng, namun pada saat sekarang baru tergali sepanjang 500 m. Parit ini digunakan untuk pembuangan air dari dalam terowongan dan sebagai penghambat lanjunya musuh ke dalam Beteng Pendem.
Klinik...
Barak
Barak 14 dibangun pada tahun 1877 yang terdiri dari 14 kamar, digunakan untuk tempat istirahat / tempat tidur.
Klinik Kesehatan
Ruang kesehatan di bangun pada tahun 1879 merupakan bangunan terakhir diantara bangunan yang ada, yang digunakan sebagai tempat pengobatan apabila ada tentara yang sakit.
Benteng Pertahanan
Ada dua macam Benteng Pertahanan yang berada di Benteng Pendem.
Benteng Pertahanan yang dilengkapi dengan atap atau disebut Pertahanan sempurna dan Benteng Pertahanan dada / terbuka yang dibagian bawahnya dilengkapi rongga setengah lingkaran untuk tempat mesiu yang digunakan sebagai tempat penembakan jarak pendek.
Monumen Peluru
Monumen 2 Peluru dibuat oleh Tentara Republik Indonesia ( RPKAAD ) pada waktu menggunakan lokasi Benteng Pendem sebagai tempat latihan dan pendaratan laut.
Terowongan
Sebuah terowongan yang panjangnya 100 m terdapat 4 pintu masuk yang dilengkapi dengan instalasi. Di dalamnya juga terdapat ruang Perwira dan ruang rapat.
Terowongan ini digunakan sebagai tempat pengaturan strategi penyerangan dan sebagai tempat perlindungan yang terakhir, dimana di dalam terowongan dilindungi 6 ruangan meriam dan 6 pucuk meriam yang mengarah.
Gudang Senjata...
Yakni, 2 pucuk meriam mengarah ke parit sebelah Utara, 1 buah mengarah ke arah Barat, 1 buah mengarah kearah jalan menuju Gudang senjata dan 2 buah dibagian ujung Selatan mengarah ke Timur (parit).
Gudang Amunisi dan Senjata
Amunisi pada jaman dulu masih berupa serbuk – serbuk yang mudah sekali meledak, maka didalam ruangan gudang senjata ada ruangan dibawah berisi air yang digunakan sebagai pendingin.