Praktisi Konseling Kudus Beri Materi Anti-Bullying di IAIN Kudus
Muhamad Fatkhul Huda
Senin, 20 Mei 2024 16:05:00
Murianews, Kudus – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bimbingan Konseling Islam (BKI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus menggelar dialog interaktif. Tema dari dialog tersebut adalah “Aku, Kamu, Ramah Anti-Bullying”.
Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Senin (20/5/2024) di lantai 2 Gedung SBSN, IAIN Kudus pukul 09.00 WIB. Dialog interaktif ini merupakan agenda pembuka dari Islamic Counseling Festival Event (ICFE) ke-3 yang digelar tiga hari, Senin – Rabu (20-22/5/2024).
Dialog interaktif ini disajikan oleh tiga narasumber. Narasumber pertama adalah Rismawan Yulianto, Ketua Forum Komunikasi Disabilitas Kudus. Kedua, Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Darul Fathonah Kudus Heni Mustikaningati. Ketiga, Dosen Bimbingan Konseling Islam IAIN Kudus Farida.
Narasumber pertama, Rismawan Yulianto yang merupakan menjelaskan mengenai bullying terhadap difabel. Ia membedakan antara lelucon dan bullying terhadap difabel.
”Bullying terhadap difabel itu kalian yang merasa normal mengungkapkan kata-kata yang menyinggung penyandang. Sedangkan lelucon itu, gurauan yang biasa dilontarkan antarpenyandang,” katanya.
Pemateri Dialog Interaktif HMPS BKI IAIN Kudus dengan tema Aku, Kamu, Ramah Anti-Bullying bersiap memberikan materi, Senin (20/5/2024). (Murianews/ Muhamad Fatkhul Huda)
Rismawan menuturkan setiap manusia akan mengalami kondisi difabel. Manusia akan mengalami pengurangan fungsi organ tubuh semisal, pengurangan pendengaran, gangguan saraf, dan penurunan yang lainnya.
”Mau tidak mau kita sebagai manusia akan mengalami pengurangan fungsi organ tubuh. Dengan demikian kita akan menjadi seorang disabilitas,” katanya.
Selanjutnya, narasumber kedua Heni Mustikaningati memaparkan tentang keramahan. Menurutnya, ramah adalah sebuah perilaku baik hati, artinya baik dalam tutur kata, sikap, dan menyenangkan dalam pergaulan.
Setelah itu, ia menjelaskan mengenai bullying. Dalam penuturannya bullying merupakan sebuah tindakan agresi yang dilakukan secara berulang sehingga memberikan dampak buruk bagi korban.
Macam-macam bullying ada tiga yakni, bully secara fisik, verbal, dan sosial. Dampak dari bullying bisa terjadi dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek berupa psikosomatis, rasa marah, kecemasan, penurunan prestasi, dan sebagainya.
Sedangkan untuk dampak jangka panjangnya berupa kesulitan adaptasi saat bekerja dan membina hubungan rumah tangga, kehilangan percaya diri, dan gangguan jiwa.
Heni menyampaikan cara mengatasi bullying bisa dengan melakukan komunikasi dengan siapapun yang bisa dimintai bantuan atas tindakan bullying yang diterima. Selain itu, perlu sikap percaya diri dan tidak emosi dalam menghadapi perilaku bullying.
Terakhir, penyampaian materi diberikan oleh Farida sebagai narasumber ketiga. Farida memaparkan materi yang berkaitan dengan digitalisasi dan persoalan mental.
Ia menekankan bahwa di era digital dimana semua informasi bisa diakses secara mudah, kita harus tetap berusaha untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan dalam hidup.
”Pastikan keseimbangan dan kesejahteraan dalam hidup. Sehat atau sakit mental adalah pilihan. Jagalah kesehatan mental dengan melakukan kebaikan pada diri kita maupun lingkungan,” katanya.
Editor: Supriyadi