Fitalia, Anak Tukang Ukir Lulusan IAIN Kudus dengan IPK Tertinggi
Muhamad Fatkhul Huda
Sabtu, 27 Juli 2024 19:37:00
Murianews, Kudus – Fitalia Rohmawati sukses menjadi wisudawan Institut Agama Islam Negeri atau IAIN Kudus dengan IPK tertinggi dalam wisuda periode Juli 2024.
Wisudawan dari Prodi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah itu lulus dengan IPK nyaris sempurna yakni, 3,99. Perempuan yang tinggal di Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus itu memang cukup aktif saat kuliah.
Ia terdaftar sebagai anggota HMPS Tadris Biologi dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Selain itu, ia sudah dipercaya menjadi asisten dosen ketika masih semester empat.
Fitalia melakoni itu pada praktikum bioteknologi, kultur jaringan, gemetika, fisiologi tumbuhan, biosel, dan struktur perkembangan tumbuhan.
’’Saya juga bekerja sampingan sebagai mentor les privat anak SD. Tidak hanya itu, saya menjadi resepsionis di sebuah temoat berobat desa, hal ini untuk meringankan kedua orang tua saya,” jelasnya kepada Murianews.com, Sabtu (27/7/2024).
Meski ayahnya, Muhammad Zainuri seorang tukang ukir kayu dan ibunya, Muamaroh hanya seorang penjahit di pabrik garmen, ia tak meremehkan kuliahnya. Ia tetap memiliki jiwa kompetitif yang tinggi saat kuliah.
Walau dari keluarga sederhana, ia memiliki cita-cita yang tinggi. Sejak kecil ia sudah berkeinginan menjadi seorang guru.
’’Saya ingin mengangkat martabat orang tua saya dan bermanfaat bagi banyak orang,’’ katanya.
Demi cita-citanya itu, ia selalu berusaha semaksimal mungkin agar mencapai hasil yang terbaik. Ia ingin memberikan hasil yang membanggakan bagi kedua orang tuannya.
’’Akhirnya dengan hasil ini saya sangat bersyukur sebab jerih payah memberikan hasil yang terbaik. Semua ini tak luput dari doa kedua orang tua juga,’’ ungkapnya.
Ia menyatakan, saat SMA nekat mendaftar kuliah di IAIN Kudus. Sebenarnya, sang ibu sudah mewanti-wanti, semisal biaya kuliah tinggi Fita tidak dapat melanjutkan kuliah.
Namun, dengan penuh keyakinan Fita tetap mendaftar melalui jalun SPAN-PTKIN. Syukurnya ia berhasil diterima di prodi keinginannya yakni Tadris Biologi.
”Selain itu, saya juga mendapat Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang rendah, satu semester hanya membayar Rp 400 ribu, sehingga tidak memberatkan orang tua,” terangnya.
Ia berpesan, berasal dari keluarga manapun bukam sebuah alasan untuk menyerah. Semua orang pasti bisa melampaui apa yang diinginkan meski banyak keterbatasan.
”Dekatkanlah diri kepada Illahi, niscaya dunia akhirat mampu didapati,” ucapnya.
Editor: Zulkifli Fahmi