Mahasiswi Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) itu memiliki latar belakang yang menarik hingga akhirnya berhasil meraih prestasi membanggakan.
Perempuan kelahiran Kudus, 10 Desember 2003 itu membuktikan mimpi besar bisa tumbuh dari tempat yang paling sederhana.
”Saya ingin membuktikan, kondisi ekonomi tidak menghambat semangat menimba ilmu,” kata perempuan yang tinggal di RT 4 RW 4, Desa Prambatan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus itu.
Selama kuliah, Desi mencatatkan sejumlah prestasi membanggakan. Ia meraih peringkat tiga dalam Lomba Mendongeng HMPS PIAUD 2022 lalu.
Desi juga berhasil menjadi juara proposal penelitian tahun 2024 dengan kategori Best Kepraktisan dan Aplikasi.
Murianews, Kudus – Desi Sekar Fitri Aulia dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus ke-39. Ia mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98.
Mahasiswi Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) itu memiliki latar belakang yang menarik hingga akhirnya berhasil meraih prestasi membanggakan.
Perempuan kelahiran Kudus, 10 Desember 2003 itu membuktikan mimpi besar bisa tumbuh dari tempat yang paling sederhana.
Lahir di tengah keterbatasan ekonomi, Desi tak menyerah untuk menggapai citanya. Kedua orang tuanya merupakan seorang tukang tambal ban dan buruh pabrik rokok.
”Saya ingin membuktikan, kondisi ekonomi tidak menghambat semangat menimba ilmu,” kata perempuan yang tinggal di RT 4 RW 4, Desa Prambatan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus itu.
Selama kuliah, Desi mencatatkan sejumlah prestasi membanggakan. Ia meraih peringkat tiga dalam Lomba Mendongeng HMPS PIAUD 2022 lalu.
Desi juga berhasil menjadi juara proposal penelitian tahun 2024 dengan kategori Best Kepraktisan dan Aplikasi.
Tak hanya itu, ia juga dua kali berturut-turut menerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), yakni pada 2023 dan 2024.
Bersinar di Kelas...
Meski tak tergabung dalam organisasi kampus, Desi tetap aktif dan bersinar di kelas. Ia kerap membantu dosen dalam penelitian mandiri.
Tak hanya unggul secara akademik, Desi juga menunjukkan kepedulian sosialnya dengan aktif di Fatayat NU dan Karang Taruna di desanya.
”PIAUD membuka mata saya bahwa dunia anak tidak hanya soal bermain. Ada banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan,” tuturnya.
Ia juga menaruh rasa hormat mendalam pada para dosen PIAUD yang terus memberi semangat dan motivasi.
”Pesan yang paling saya ingat, meski tidak mengajar di sekolah, ilmu PIAUD tetap berguna di lingkungan keluarga,” kenangnya.
Desi gambaran nyata sosok yang memiliki semangat pantang menyerah. Ia membuktikan dengan ketekunan dan keyakinan, siapa pun bisa mengukir prestasi.
”Buat teman-teman PIAUD, belajarlah sepenuh hati. Ilmu kita lebih dari sekadar bernyanyi. Buktikan bahwa PIAUD punya peran besar dalam pendidikan,” pesan Desi.
Editor: Zulkifli Fahmi