Anak disleksia sering mengalami kesulitan mengingat urutan huruf dalam sebuah kata atau instruksi yang diberikan. Seperti yang dijelakan sebelumnya, anak disleksia bisa membalik urutan huruf, misalnya menulis ”kuda” menjadi ”daku”.
Disleksia, membuat anak akan kesulitan membedakan arah. Mereka akan sering lupa dengan arah jalan, bahkan mereka bisa saja nyaman menggunakan sandal yang terbalik. Di mana sandal kanan digunakan di kiri, bahkan sebaliknya.
Anak dengan disleksia sering kesulitan mengenali huruf dan menyusun kata. Mereka mungkin membaca lebih lambat dibandingkan dengan teman sebayanya dan sering membuat kesalahan dalam menulis dan mengeja kata.
Disleksia juga mempengaruhi kemampuan memahami kata anak. Mungkin, ada beberapa anak yang bisa membaca teks, namun mereka sering kesulitan memahami makna dari apa yang mereka baca, yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka.
Murianews, Kudus – Anak yang mengalami kesulitan membaca, menulis, dan mengeja acap kali langsung dicap bodoh. Bisa jadi, anak yang mengalami masalah tersebut gangguan disleksia.
Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala disleksia agar anak dapat belajar sesuai dengan kondisinya. Dengan mengetahuinya, maka anak dengan disleksia dapat belajar dan meningkatkan akademiknya.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus Dr Trubus Raharjo mengatakan, disleksia merupakan gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, dan mengeja.
Disleksia bisa dikatakan sebagai gangguan belajar spesifik pada anak yang mengganggu akademiknya. Anak-anak tersebut terlihat normal, namun mereka kesusahan dalam kemampuan akademik.
Trubus mengatakan, anak dengan disleksia kebanyakan memiliki kemampuan intelligence yang di atas rata-rata. Lalu apa yang menyebabkan disleksia pada anak?

Ilustrasi anak dengan disleksia
Trubus menjelaskan, penyebab utama disleksia pada anak adalah faktor genetik. Di mana hal tersebut diturunkan daru orang tua yang kemungkinan terindikasi disleksia.
Tak hanya faktor genetik, beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan disleksia pada anak. Salah satunya karena kecelakaan.
”Faktor yang lain bersifat incidental, seperti kecelakaan atau benturan pada otak sebelah kiri anak,” ujar Trubus, Senin (27/5/2024).
Berikut beberapa gejala disleksia pada anak yang perlu diwaspadai:
Kesulitan menggunakan bahasa
Anak dengan gangguan disleksia akan kesulitan menggunakan bahasa. Contohnya bagi anak usia dini, mereka akan mengatakan ”aku makan mau” yang seharusnya diucapkan ”saya mau makan”. Anak dengan gangguan disleksia akan terbolak-balik menggunakan SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Sulit bedakan arah...
Kesulitan mengingat urutan
Anak disleksia sering mengalami kesulitan mengingat urutan huruf dalam sebuah kata atau instruksi yang diberikan. Seperti yang dijelakan sebelumnya, anak disleksia bisa membalik urutan huruf, misalnya menulis ”kuda” menjadi ”daku”.
Tidak bisa membedakan arah
Disleksia, membuat anak akan kesulitan membedakan arah. Mereka akan sering lupa dengan arah jalan, bahkan mereka bisa saja nyaman menggunakan sandal yang terbalik. Di mana sandal kanan digunakan di kiri, bahkan sebaliknya.
Kesulitan membaca dan menulis
Anak dengan disleksia sering kesulitan mengenali huruf dan menyusun kata. Mereka mungkin membaca lebih lambat dibandingkan dengan teman sebayanya dan sering membuat kesalahan dalam menulis dan mengeja kata.
Kesulitan dalam pemahaman bacaan
Disleksia juga mempengaruhi kemampuan memahami kata anak. Mungkin, ada beberapa anak yang bisa membaca teks, namun mereka sering kesulitan memahami makna dari apa yang mereka baca, yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka.
Tak bisa disembuhkan, tapi...
Menurut Trubus, disleksia tidak bisa disembuhkan, namun untuk akademiknya bisa diperbaiki dengan terapi ke psikolog atau ahli yang tepat sejak dini.
Sekolah dan guru juga berperan penting dalam mendukung anak dengan disleksia. Penyediaan alat bantu belajar seperti buku audio, teknologi assistif, dan program intervensi khusus dapat sangat membantu proses belajar mereka.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gejala dan penanganan disleksia, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak dengan disleksia untuk mencapai potensi penuh mereka. Mari kita tingkatkan kesadaran tentang disleksia.
Penulis: Ajeng Diah Rosita
Editor: Zulkifli Fahmi