Jumat, 21 November 2025

Muthohar mengingatkan, penggunaan jasa joki memberikan dampak yang negatif bagi penggunanya, yakni kecanduan dan rasa malas.

Bila terjadi, itu tentunya akan mempengaruhi kualitas dan integritas mahasiswa di masa depan. Sebab, mereka tidak berusaha menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sendiri.

’’Meski nilai akan menjadi bagus ketika menggunakan jasa joki, namun saya pribadi lebih menghargai mahasiswa yang berusaha sendiri meski hasilnya tidak sebagus ketika menggunakan joki,’’ ucap Mutohar.

Ia berpesan, perubahan mindset tentang nilai dan kolaborasi antara mahasiswa dengan dosen sangat penting dalam membangun kualitas pendidikan.

Fenomena joki ini menjadi peringatan agar senantiasa menamankan sikap jujur dan integritas agar tercipta lingkungan pendidikan yang berkualitas.

Sementara itu, bagi pelaku jasa joki tugas, fenomena itu tentu menjadi ladang bisnis yang cukup menjanjikan. Bahkan, bisa dikatakan, menjadi joki tugas merupakan pekerjaan sampingan.

Salah seorang penyedia jasa joki di Kudus mengungkapkan, banyaknya waktu luang dan didukung dengan kemampuan di bidang akademik menjadi alasan seseorang menjadi joki.

’’Dulu pertama kali menjoki itu makalah milik teman kelas kemudian dia menyarankan membuka jasa joki tugas. Nah, kebetulan pada saat itu masih banyak luang jadi lumayan mengisi waktu dan sedikit banyak menghasilkan uang,’’ ucapnya, Kamis (25/7/2024).

Mulanya, ia hanya membuatkan makalah atau artikel saja. Namun, kini mulai berkembang untuk membuatkan bahan presentasi, materi, modul ajar, bahkan jurnal.

’’Mereka yang menggunakan jasanya pun memiliki motif yang berbeda, entah karena malas, ada kesibukan lain, atau punya tugas yang bertumpuk-tumpuk,’’ ujarnya.

Penulis: Fitria Dwi Astuti (Mahasiswa Magang UMK)
Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler