Minggu, 19 Januari 2025

UNS Solo Juga Kembangkan Hidrogen Jadi Bahan Bakar Mobil

Supriyadi
Rabu, 27 Desember 2023 11:44:00
UNS Solo Juga Kembangkan Hidrogen Jadi Bahan Bakar Mobil
Salah seorang teknisi memasang teknologi hidrogen sebagai pengganti bahan bakar mobil. (UNS Solo)

Murianews, Solo – Pengembangan teknologi sebagai bahan bakar ternyata tak hanya dilakukan di luar negeri. Di Indonesia, teknologi tersebut juga dikembangkan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Bedanya, teknologi tersebut dikembangkan mobil.

Tak tanggung-tanggung, pengembangan Riset Hidrogen ini dilakukan langsung oleh Guru Besar UNS sekaligus Kepala Program Studi (Kaprodi) S-3 Ilmu Lingkungan, Prof Pranoto dan tim.

Hanya saja, mereka tak sendiri. Tim yang dibentuk bekerja sama dengan beberapa kampus. Di antaranya RUDN University, Rusia dan Telkom University.

Pengembangan Bahan Bakar Hidrogen diinisiasi sebagai bentuk pengabdian dan dukungan pengembangan Energi Hijau atau Green Energy.

UNS yang menjadi pemakrasa ide bahkan sudah melakukan MoU dengan Telkom University selaku pihak pertama di Ruang Rapat Serbaguna Pascasarjana UNS, Selasa (5/12/2023) lalu.

Kerja sama ini berisi tentang kolaborasi kagiatan pembelajaran, studi lanjut, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), jurnal publikasi, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Dalam MoU tersebut, juga dilakukan dengan pemasangan alat Hydrogenyzr pada mobil dengan sistem hybride. Pemasangan alat tersebut dilakukan oleh teknisi dari Telkom University dan disaksikan oleh Dekan Pascasarjana UNS beserta jajarannya.

Hydrogenyzr sendiri merupakan reaktor hidrogen, teknologi alternatif untuk mengatasi permasalahan konsumsi bahan bakar secara berlebih. Karena masih dalam pengembangan, alat ini bersifat untuk menghemat konsumsi bahan bakar minyak pada kendaraan motor bakar dengan menghasilkan hidrogen dari air.

Kemudian alat tersebut dikoneksikan dengan mesin mobil. Keunggulan setelah dipasang Hydrogenyzr suara mesin lebih halus, getaran berkurang dan asap cenderung berkurang bahkan jika dicek dikenalpot mobil terasa lembab efek dari uap air. Bahan bakar yang terpakai cenderung lebih sedikit dan hemat bahan bakar.

Kepala Program Studi (Kaprodi) S-3 Ilmu Lingkungan UNS, Prof Pranoto berharap pengembangan riset ini dapat ditingkatkan, terutama penggunaan bahan bakar Hidrogen.

”Mengingat pengembangan hidrogen sebagai bahan bakar di Indonesia masih sangat minim, maka kami dari UNS menggandeng beberapa pihak dan kampus untuk proyek ini. Di antaranya Telkom University dan RUDN University, Rusia,” katanya seperti dilansir dari laman resmi UNS.

Dengan teknologi, tambahnya, pengembangan riset ini bisa mendukung energi hijau yang saat ini sedang dikembangkan pemerintah Indonesia. Khususnya terkait kebutuhan BBM yang selalu bertambah dari tahun ke tahun.

”Semoga teknologi bisa terus dikembangkan dan bisa menggantikan bahan bakar minyak, baik bensin atau solar yang terus meningkat,” tandasnya.

Komentar