Anak kedua dari dua bersaudara itu terbiasa bangun pukul 03.00 WIB untuk menyelesaikan tugasnya sebagai santri di Ponpes.
Kemudian berangkat ke kampus setiap pukul 07.00 WIB pagi untuk mengikuti kegiatan perkuliahan sebagai mahasiswi.
”Saya selalu membagi waktu. Kalau tugas pondok saya selesaikan saat di pondok. Begitu juga tugas kuliah saya selesaikan di kampus. Tidak pernah saya campuradukkan,” sambungnya.
Dirinya memang bertekad untuk menyelesaikan studinya tahun ini. Sehingga bisa mengabdi di pondok pesantren. Sekaligus bisa menyenangkan kedua orang tuanya.
Perihal keinginan melanjutkan ke jenjang S2 selalu ada. Namun dirinya untuk saat ini ingin mengabdi terlebih dahulu di ponpes.
”Untuk saat ini saya mau mengabdi dulu di pondok pesantren,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Mahasiswi S1 asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Riris Rofiah menjadi wisudawan terbaik di IAIN Kudus, Jawa Tengah.
Perempuan jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin itu mendapatkan IPK 3,96 dengan masa tempuh kuliah empat tahun.
Perempuan asal Kabupaten Blora kelahiran 18 September 2002 itu tidak pernah menyangka menjadi wisudawan terbaik. Dirinya hanya berusaha untuk memberikan yang terbaik selama menempuh studi.
Niatnya untuk menyelesaikan studi tepat waktu itu lantaran ingin memberikan hal terbaik untuk orang tuanya.
Ia merasa kasihan setiap kali pulang ke kampung halamannya dan melihat orang tuanya berjuang bekerja di sawah.
”Sosok yang memotivasi saya, ya kedua orang tua saya. Kalau saya pulang ke rumah dan melihat perjuangan bapak ibu saya yang sebagai petani saya melihatnya pengorbanannya luar biasa,” katanya sambil menahan air mata, Sabtu (26/10/2024).
Perjuangan dirinya menjadi wisudawan terbaik tak pernah terpikir di benaknya. Selama ini dirinya hanya mencoba menyelesaikan tugas kuliah dengan sebaik-baiknya.
Menariknya lagi sambil berkuliah sebagai mahasiswa. Dirinya juga mondok di Pondok Pesantren Al Ghurobaa' di Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Dirinya mengaku harus membagi waktu dengan sebaik-baiknya.
Anak kedua dari dua bersaudara itu terbiasa bangun pukul 03.00 WIB untuk menyelesaikan tugasnya sebagai santri di Ponpes.
Kemudian berangkat ke kampus setiap pukul 07.00 WIB pagi untuk mengikuti kegiatan perkuliahan sebagai mahasiswi.
”Saya selalu membagi waktu. Kalau tugas pondok saya selesaikan saat di pondok. Begitu juga tugas kuliah saya selesaikan di kampus. Tidak pernah saya campuradukkan,” sambungnya.
Dirinya memang bertekad untuk menyelesaikan studinya tahun ini. Sehingga bisa mengabdi di pondok pesantren. Sekaligus bisa menyenangkan kedua orang tuanya.
”Alhamdulillah akhirnya bisa diwisuda di tahun ini. Selanjutnya setelah ini mengabdi di pondok pesantren dulu,” terangnya.
Perihal keinginan melanjutkan ke jenjang S2 selalu ada. Namun dirinya untuk saat ini ingin mengabdi terlebih dahulu di ponpes.
”Untuk saat ini saya mau mengabdi dulu di pondok pesantren,” imbuhnya.
Editor: Cholis Anwar