CEK FAKTA
CEK FAKTA: Pengungsi Rohingya Datang untuk Menangkan Capres
Zulkifli Fahmi
Kamis, 18 Januari 2024 18:44:00
Murianews, Kudus – Sebuah video dinarasikan kedatangan pengungsi Rohingya dijadikan alat untuk memilih calon tertentu. Video itu salah satunya diunggah platform Instagram dengan akun terverifikasi @hamz***.
Dalam video, pemilik akun mengunggah tangkapan layar berita Detik.com berjudul Pengungsi Rohingya yang Masuk DPT Pemilu 2024 Diduga Pernah Nyoblos pada 2018.
Pemilik akun juga mengunggah tangkapan layar berita Okezone.com berjudul Kasus TPPO, Polisi Gagalkan Pengiriman Belasan Etnis Rohingya dan WNI ke Malaysia.
”Oh jadi gitu mainnyaaaa… pantesan aja gitu kan (isi sendiri) kek ada yg menggeba gebu menjelang pesta demokrasi ini. Lumayan tuh kalo ada 100 orang aja milih calon sesuai arahan. Tim kemanan yang bertanggungjawab untuk menjaga mreka ini pun sering kali lalai dan kwalahan bisa bisa nya mreka kabur tanpa diketahui!
Harus di usut para kriminal yang memanfaatkan situasi ini. Jangan sampe bisa merusak pesta demokrasi kita!” tulis pemilik akun.
Dalam videonya, pria berambut gondrong itu pun mengatakan selama ini mereka ini bisa dijadikan alat oleh oknum-oknum untuk melakukan apapun demi duit.
PENELUSURAN
Berdasarkan penelusuran Murianews.com, para pengungsi Rohingya yang sejak November datang ke Aceh, bukan untuk kepentingan Pemilu 2024.
Mereka meninggalkan kamp pengungsi Cox Bazar, Bangladesh, karena kondisi keamanan dan ekonomi semakin memburuk di kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak.
Laporan terbaru International Crisis Group, organisasi independen yang berfokus di isu perdamaian, mengungkap Pemerintah Bangladesh telah gagal menjaga keamanan warga Rohingya dari kelompok bersenjata dan geng kriminal yang berusaha menguasai kamp-kamp tersebut.
Kondisi ini, menyebabkan banyak pengungsi tewas. Jumlah penculikan yang dilakukan kelompok bersenjata atau geng kriminal demi mendapatkan uang bantuan juga meningkat hampir empat kali lipat pada 2023.
Di sisi lain, dukungan internasional terhadap respons kemanusiaan terhadap Rohingya semakin berkurang. Pada 2022, permohonan bantuan kemanusiaan PBB hanya didanai sebesar 63 persen. Bahkan, janji yang diberikan telah menurun lebih tajam lagi pada 2023 hingga saat ini.
Akibatnya, organisasi-organisasi kemanusiaan harus mengurangi layanan-layanan penting. Yang paling signifikan adalah Program Pangan Dunia (WFP) PBB terpaksa memotong jatah makanan sebanyak dua kali, yaitu dari 12 US Dollar menjadi 8 US Dollar per orang per bulan, atau hanya 27 sen per hari.
Ini tentu sangat merugikan karena sebagian besar pengungsi sangat bergantung pada bantuan itu. Sementara pemerintah setempat membatasi warga Rohingya berintegrasi ke Bangladesh membuat sangat sulit mendapatkan pekerjaan resmi.
Meningkatnya harga pangan setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina semakin memperburuk masalah ini. Sudah ada indikasi bahwa pemotongan bantuan ini mempunyai dampak buruk, mulai dari meningkatnya angka kekurangan gizi di kalangan anak-anak hingga meningkatnya kasus kekerasan oleh pasangan.
Situasi tak mengenakkan itu memaksa orang-orang Rohingya menerima tawaran jasa perjalanan dari sindikat perdagangan orang. Sebagian dari mereka memutuskan pergi ke Indonesia dan Malaysia untuk mencari keselamatan.
Menurut BBC, gelombang pertama, sebanyak 36 orang Rohingya datang ke Aceh pada November 2023. Masing-masing dari mereka membayar lebih dari 1.000 US Dollar atau sekitar Rp 15,5 juta untuk pergi ke Aceh.
Mereka datang menggunakan kapal kecil sebelum kemudian dipindahkan ke provinsi lain untuk melakukan perjalanan ke negara tujuan akhir.
Sebelumnya, PBB menyatakan etnis Rohingya terusir dari Myanmar sejak tahun 2017. Mereka masuk dalam kelompok minoritas paling teraniaya di dunia atau “the most persecuted minority in the world.”
Adapun kutipan berita yang digunakan pemilik akun, diketahui adanya seorang pengungsi Rohingya di Tulungagung kedapatan memiliki KTP dan KK sejak tahun 2006, serta telah masuk DPT KPU.
Namun, KTP dan KK tersebut dicabut oleh Dinas Kependudukan setempat dan KPU Tulungagung kemudian menghapus namanya dari DPT.
Komisioner KPU Tulungagung Muchamad Arif mengatakan ia belum bisa memastikan apakah karena belum diketahui dia menggunakan hak suaranya atau tidak.
Video yang disebarkan ini pun sudah dinyatakan keliru oleh tim Cek Fakta Tempo.co.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran Murianews.com, video dengan narasi yang menyebutkan gelombang kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia pada akhir 2023, merupakan permainan politik yang bertujuan menambah suara untuk salah satu calon dalam Pemilu 2024, adalah keliru.
Sesungguhnya tujuan pengungsi Rohingya yang melakukan perjalanan dari Bangladesh ke Indonesia dalam beberapa kelompok itu, adalah untuk menyelamatkan diri dari ancaman bahaya di Myanmar negerinya, dan Bangladesh, tempat mereka mengungsi sebelumnya.
Kasus satu pengungsi Rohingya yang membuat KTP, KK dan masuk DPT tidak bisa digeneralisasi terjadi pada seluruh pengungsi yang saat ini mencari keselamatan di Indonesia.