Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Muria Kudus (UMK) menggandengan Komnas Perempuan. Mereka mengajak para warga kampus, khususnya mahasiswa untuk berdiskusi gender.

Diskusi tersebut digelar dalam bentuk workshop bertema penguatan perspektif gender dan implementasi dalam pembelajaran di Ruang Seminar lantai IV Gedung Rektorat, Senin (4/9/2023).

Dalam workshop ini, UMK menghadirkan Prof Alimatul Qibtiyah selaku Komisioner Komnas Perempuan dan Dyah Citrawati pengurus Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA) Kudus.

Ketua Pusat Studi Gender UMK Sri Utaminingsih mengatakan, workshop yang digelar ini untuk memberikan penguatan ataupun pemahaman prespektif gender kepada civitas akademika ataupun mahasiswa UMK

”Kami juga melibatkan pihak luar kampus, karena prespektif gender ini kami harapkan juga terjadi di luar lingkup kampus,” katanya.

Persamaan persepsi tentang perspektif gender yang sudah terbentuk nanti, sambung dia, dosen di kampus bisa menerapkannya dalam bahan pembelajaran.

Pihaknya juga tengah mengawal tentang prespektif gender bisa masuk dalam kurikulum di masing-masing program studi yang memiliki karateristik beragam. 

”Jadi antara laki-lali dan perempuan punya peran yang sama sudah tidak ada pembedaan lagi. Lha ini bisa diaplikasikan dalam pembelajaran, baik yang terjadi didalam kampus atau luar kampus. Jadi kami kawal agar pengembangan, proses, hingga asesmen pembelajaran bisa menerapkan prespektof gender,” ungkapnya.

Sementara Prof Alimatul Qibtiyah menyebut, ketika berbicara gender tentu cenderung ke laki-laki atau perempuan. Namun dalam realitasnya ekspresi gender itu beragam yang ada di Indonesia dan di dunia pada umumnya.

”Yang saya pelajari dulu ekspresi gender ada enam. Laki-laki, perempuan, waria atau laki-laki yang ekspresi gendernua perempuan, transpuan biologisnya perempuan tapi ekspresinya laki-laki. Waria dan Transpuan itu transgender” jelasnya.

Selain itu, ada juga transeksual atau operasi jenis kelamin. Dimana ada negara yang ketika ada ekspresi waria atau transpuan diminta untuk segera operasi kelamin, seperti di Iran.

”Kemudian, ada juga transvestive atau crossdresser tapi ini tidak terlalu banyak. Ada juga hemafrodit yang punya dua kelamin dalam satu orang,” ucapnya.

Komentar