Ini Nama Asli Candi Sewu, Persembahan Cinta untuk Roro Jonggrang
Ali Muntoha
Sabtu, 30 Desember 2023 22:31:00
Murianews, Sleman – Roro Jonggrang merupakan sosok yang disebut-sebut menjadi cikal bakal berdirinya Candi Sewu. Dalam legenda, candi ini merupakan persembahan cinta dari Bandung Bondowoso meski gagal meminangnya menjadi istri.
Candi Sewu berada di Kompleks Candi Prambanan, tepatnya di Jalan Raya Solo KM 16 Klurakbaru, Tlogo, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Candi Sewu berada 800 meter di utara Candi Prambanan.
Sewu sebagai nama candi itu merupakan bahasa Jawa mempunyai arti seribu. Penamaan ini berkait erat dengan legenda Roro Jonggrang yang meminta mahar sebanyak seribu candi pada Bandung Bondowoso.
Putri cantik dari Kerajaan Baka itu memberi syarat Bandung Bondowoso membangun seribu candi dalam semalam karena merasa tak cinta dengan pangeran Kerajaan Pengging itu.
Namun dengan kedigdayaanya, Pangeran Bandung Bondowoso mengerahkan para makhluk halus untuk membangun candi-candi yang dipersyaratkan Jonggrang.
Ketika candi sudah berjumlah 999, Roro Jonggrang pun khawatir. Ia pun menyuruh para dayangnya untuk membakar jerami dan menumbuk lesung.
Tujuannya agar ayam-ayam mulai berkokok karena mengira fajar sudah menyingsing. Alhasil para jin yang membantu Bandung Bondowoso pun langsung minggat.
Sang pangeran yang geram pun akhirnya mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir.
Candi itu hingga kini dikenal dengan nama Candi Sewu.
Patung Durga Mahishasuramardini di Candi Prambanan yang dikenal sebagai perwujudan Roro Jonggrang. (Wikipedia/Gunawan Kartapranata)
Patung Dewi Durga
Dikutip dari laman Visiting Jogja milik Pemprov DIY, Candi Sewu bukanlah nama asli dari candi yang konon dibangun oleh Bandung Bondowoso.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan, nama asli Candi Sewu ini adalah Prasada Vajrasana Manjusrigrha.
Begitu juga dengan patung di Candi Prambanan yang dikenal sebagai perwujudan Roro Jonggrang, atau ”gadis yang ramping”.
Di sejumlah literatur menyebut jika patung yang terletak di candi utama sebelah utara ini bukanlah Roro Jonggrang. Melainkan patung Dewi Durga atau Durga Mahishasuramardini.
Yakni Durga yang mengalahkan asura Mahisha. Patung yang menggambarkan Dewi bertangan delapan dan menginjak kerbau (mahisha) tersebut juga disebut tidak ada kaitannya dengan Roro Jonggrang.
Arkeolog Hareza Eko Prihantoro dalam keterangannya pada Kompas.com, Sabtu (30/12/2023) juga mengatakan jika patung di Candi Prambanan itu bukan Roro Jonggrang melainkan Durga Mahishasuramardini.
Ia juga mengaku tak tahu bagaimana awalnya masyarakat menganggap patung itu sebagai Roro Jonggrang yang menjadi legenda dari cikal bakal Candi Sewu.
Candi Sewu Candi Buddha
Berdasarkan literatur, Candi Sewu dibangun pada abad ke-8. Pembangunan candi ini dilakukan pada masa Dinasti Syailendra.
Pembangunan Candi Sewu dimulai oleh Rakai Panangkaran dari Mataram Kuno, yang kemudian dilanjutkan oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya.
Saat itu Rakai Pikatan ini menikah dengan salah satu putri dari Dinasti Syailendra. Candi Sewu kemudian diselesaikan pada masa dinasti Sanjaya.
Candi Sewu memiliki corak Buddha. Oleh sebab itu, pada masa Dinasti Syailendra, Candi Sewu menjadi pusat ibadah umat Buddha.
Hal ini berbeda dengan Candi Prambanan yang memilliki corak Hindhu. Walau begitu, kedua candi yang bersandingan ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, keharmonisan tercipta antarkedua penganut agama.