Murianews, Kudus - Gigi palsu telah ada selama ribuan tahun dan memiliki sejarah yang panjang. Temuan-temuan arkeologi dari berbagai zaman dan tempat telah membuktikan hal ini.
Dari berbagai sumber, perkembangan gigi palsu dimulai di peradapan masa lalu. Gigi palsu pertama kali ditemukan berasal dari budaya kuno. Gigi palsu yang terbuat dari gigi hewan atau gigi manusia yang sudah mati telah ditemukan di beberapa situs arkeologi Mesir kuno dan India kuno.
Pada zaman Tiongkok kuno, sekitar 2000 tahun yang lalu, tercatat bahwa gigi palsu yang terbuat dari bambu, perunggu, dan bahkan perak sudah digunakan oleh beberapa orang. Ini juga dibuktikan dari sejumlah penemuan arkeologi.
Pada zaman Romawi kuno manusia juga sudah mengenal gigi palsu. Mereka menggunakan gigi manusia atau gigi hewan dan melekatkannya pada mulut dengan cincin perak atau logam lainnya.
Pada Abad Pertengahan, gigi palsu mengalami kemajuan dalam pembuatannya. Di masa itu gigi palsu sudah dibuat sendiri dari bahan kayu atau ivoire (gading). Namun, gigi palsu ini masih memiliki tingkat kenyamanan yang rendah.
Memasuki abad ke-18, gigi palsu mulai dibuat dari bahan yang lebih baik, seperti gigi manusia yang diambil dari donor yang sudah mati. Namun, masalah kesehatan terkait dengan gigi palsu semakin banyak ditemukan.
Lalu di abad ke-19, dengan berkembangnya ilmu kedokteran gigi dan teknologi manufaktur, gigi palsu menjadi lebih umum dan cenderung lebih fungsional. Bahan-bahan baru seperti vulkanit (karet keras) digunakan untuk membuat gigi palsu yang lebih nyaman.
Memasuki era modern, perkembangan material seperti akrilik pada awal abad ke-20 membuat gigi palsu semakin nyaman dan mudah dalam perawatan. Proses pembuatan gigi palsu juga semakin maju dan dapat disesuaikan dengan bentuk dan warna gigi asli.
Perkembangan terkini, seiring berjalannya waktu, teknologi implantasi gigi semakin canggih. Implan gigi adalah pengganti permanen untuk gigi hilang yang ditanamkan langsung ke dalam rahang, dan memberikan hasil yang lebih alami dibandingkan gigi palsu tradisional. (Berbagai Sumber)



