Rabu, 19 November 2025

Kusni Kasdut akhirnya menggunakan caranya sendiri, dengan nekat melakukan pencurian dan perampokan berdarah untuk menjalani hidupnya. Kusni merampok dan mengambil paksa harta dari orang-orang kaya.

Hasilnya sebagian dibagikan kepada masyarakat miskin yang nasibnya sama dengan dirinya. Aksinya yang seperti ini mendapatkan simpati dari kelompok masyarakat marginal.

Namun dari sudut pandang penegak hukum di Republik, Kusni Kasdut adalah kanker yang menggerogoti sendi hukum. Namanya menjadi target nomor satu atas aksi-aksi kejahatannya yang sadis.

Aksinya yang paling monumental adalah saat Kusni Kasdut merampok Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah) di Jakarta. Sejumlah koleksi emas dan permata di museum ini berhasil dikurasnya.

Kejadian pada 31 Mei 1961 itu semakin membuat Kusni Kasdut terkenal. Sebab sebelumnya, Kusni Kasdut yang sempat tertangkap berhasil melarikan diri, usai membunuh seorang kaya raya keturunan Arab, Ali Badjened, 11 September 1954.

Hingga akhirnya, pelarian Kusni Kasdut berakhir saat berhasil ditangkap kembali di Semarang. Tertangkapnya Kusni bahkan harus menelan korban seorang polisi yang tewas oleh tembakannya.

Kusni Kasdut tertangkap, dan kali ini tidak bisa kabur, karena usianya semakinn renta, 50-an tahun. Kusni akhirnya memilih menjalani akhir kehidupanya di LP Kalisosok.

Hukuman mati yang telah divonis pada dirinya, kali ini harus diterimanya. Kendati beberapa kali mengajukan grasi, Kusni Kasdut tak bisa lagi mengelak.

Kusni Kasdut, kisah pejuang yang berubah menjadi penjahat legendaris, akhirnya berakhir pada 16 Febuari 1980. Sebuah regu tembak menghentikan hidupnya.

Komentar

Terpopuler