Murianews, Jakarta – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menargetkan pendirian 10 ribu perpustakaan pojok desa di seluruh Indonesia. Upaya ini sebagai bagian dari meningkatkan literasi di kawasan pedesaan.

Plt Kepala Perpusnas Aminuddin Aziz mengatakan, setiap perpustakaan pojok desa akan menerima 1.000 judul buku.

”Sebagian besar masyarakat hidup di desa, sementara orang-orang desa itu aksesnya terbatas, maka program inisiatif kami memfasilitasi perpustakaan pojok desa itu,” ujarnya dikutip dari Antara, Senin (3/6/2024).

Aminuddin menyoroti keterbatasan akses literasi di pedesaan sebagai alasan utama di balik program ini.

Sementara buku-buku untuk perpustakaan pojok desa saat ini sedang dalam tahap pencetakan dan diharapkan segera dikirim ke desa-desa untuk mempercepat program literasi tersebut.

”Program literasi ini sudah mendesak dan tidak bisa menunggu lama. Pelatihan-pelatihan para fasilitator sudah berlangsung dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah,” tambah Aminuddin.

Program perpustakaan pojok desa ini menyasar siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD). Aminuddin berharap buku-buku tersebut dapat segera membantu meningkatkan literasi di kalangan anak-anak desa.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menegaskan pentingnya peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) berbasis pengetahuan. Menurut Rizki, seiring dengan perkembangan zaman, perpustakaan kini harus berbasis digital.

BI Sulsel telah mengembangkan layanan buku digital melalui Perpustakaan Lontara yang memiliki 6.400-an koleksi buku digital.

”BI Sulsel sudah memiliki layanan digital yang dapat diakses melalui www.lontaralibrary.com dan Bank Indonesia juga punya aplikasi idlibrary.com dengan e-book yang dapat diunduh gratis,” jelasnya.