Hari AIDS Sedunia Diperingati tiap 1 Desember, Ini Sejarahnya
Dani Agus
Jumat, 1 Desember 2023 14:02:00
Murianews, Kudus – AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (human immunodeficiency virus) yang merusak sistem pertahanan tubuh manusia.
Hingga saat ini, jumlah penderita AIDS di seluruh dunia masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk menaruh perhatian serius terhadap penyakit yang belum ditemukan obatnya itu.
Salah satu bentuk perhatian yang dilakukan adalah adanya peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember. Peringatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.
Konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, ia mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di seluruh dunia.
Konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, ia mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di seluruh dunia.
Melansir dari Wikipedia.org, Jumat (1/12/2022), Hari AIDS Sedunia pertama kali dicetuskan pada Agustus 1987 oleh James W Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss.
Bunn dan Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr Jonathan Mann, Direktur Pgoram AIDS Global (kini dikenal sebagai UNAIDS). Dr Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya, dan sepakat dengan rekomendasi bahwa peringatan pertama Hari AIDS Sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988.
Bunn menyarankan tanggal 1 Desember untuk memastikan liputan oleh media berita barat, sesuatu yang diyakininya sangat penting untuk keberhasilan Hari AIDS Sedunia. Ia merasa bahwa karena 1988 adalah tahun pemilihan umum di AS, penerbitan media akan kelelahan dengan liputan pascapemilu mereka dan bersemangat untuk mencari cerita baru untuk mereka liput.
Bunn dan Netter merasa bahwa 1 Desember cukup lama setelah pemilu dan cukup dekat dengan libur Natal sehingga, pada dasarnya, tanggal itu adalah tanggal mati dalam kalender berita dan dengan demikian waktu yang tepat untuk Hari AIDS Sedunia.
Bunn, yang sebelumnya bekerja sebagai reporter yang meliput epidemi ini untuk PIX-TV di San Francisco, bersama-sama dengan produsennya, Nansy Saslow, juga memikirkan dan memulai ”AIDS Lifeline” (Tali Nyawa AIDS) - sebuah kampanye penyadaran masyarakat dan pendidikan kesehatan yang disindikasikan ke berbagai stasiun TV di AS. AIDS Lifeline memperoleh Penghargaan Peabody, sebuah Emmy lokal, dan Emmy Nasional pertama yang pernah diberikan kepada sebuah stasiun lokal di AS.
Pada 18 Juni 1996, sebuah proyek ”AIDS Lifeline” memperoleh penghargaan ”Presidential Citation for Private Sector Initiatives”, yang diserahkan oleh Presiden Ronald Reagan. Bunn kemudian diminta oleh Dr Mann, atas nama pemerintah AS, untuk mengambil cuti dua tahun dari tugas-tugas pelaporannya untuk bergabung dengan Dr Mann (seorang epidemolog untuk Pusat Pengendalian Penyakit) dan membantu untuk menciptakan Program AIDS Global. Bunn menerimanya dan diangkat sebagai Petugas Informasi Umum pertama untuk Prgoram AIDS Global. Bersama-sama dengan Netter, ia menciptakan, merancang, dan mengimplementasikan peringatan Hari AIDS Sedunia pertama.
Program Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mulai bekerja pada 1996, dan mengambil alih perencanaan dan promosi Hari AIDS Sedunia. Bukannya memusatkan perhatian pada satu hari saja, UNAIDS menciptakan Kampanye AIDS Sedunia pada 1997 untuk melakukan komunikasi, pencegahan dan pendidikan sepanjang tahun.
Pada dua tahun pertama, tema Hari AIDS Sedunia dipusatkan pada anak-anak dan orang muda. Tema-tema ini dikiritk tajam saat itu karena mengabaikan kenyataan bahwa orang dari usia berapapun dapat terinfeksi HIV dan menderita AIDS.
Tetapi tema ini mengarahkan perhatian kepada epidemi HIV/AIDS, menolong mengangkat stigma sekitar penyakit ini, dan membantu meningkatkan pengakuan akan masalahnya sebagai sebuah penyakit keluarga. Pada 2004, Kampanye AIDS Sedunia menjadi organisasi independen.