Minggu, 19 Januari 2025

RMP Sosrokartono, Bangsawan Genius yang Terlupakan

Murianews
Jumat, 17 Mei 2024 20:47:00
RMP Sosrokartono, Bangsawan Genius yang Terlupakan
Juru kunci Makam Sedo Mukti, Desa kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus Temu Sunarto menjelaskan sosok RMP Sosrokartono, Jumat (17/5/2024). (Murianews/Muhamad Fatkhul Huda)

Murianews, Kudus – Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono merupakan salah satu intelektual hebat yang dimiliki Indonesia. Ia lahir di Mayong, Kabupaten Jepara pada 10 April 1877. Kakak dari RA Kartini ini merupakan seorang yang genius.

Sosrokartono menguasai 26 bahasa, 16 bahasa luar negeri dan 10 bahasa lokal. Ia berkuliah di Universitas Leiden, Belanda dan menjadi sarjana pertama dari Nusantara.

Kepintaran dan gelar bangsawannya tidak membuat ia berbangga diri. Sosrokartono lebih memilih hidup sederhana tapi memberikan banyak manfaat.

Hal ini diungkapkan oleh juru kunci makam Sosrokartono Temu Sunarto kepada Murianews.com di Komplek Pemakaman Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jumat (17/5/2024).

”Eyang Sosrokartono itu genius dan bisa kalau hidup mewah, tapi ia memilih untuk hidup sederhana,” katanya.

Hal ini didasari oleh pemikirannya yang kuat mengenai empat hal yang harus selaras. Keempat hal tersebut adalah pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Inilah yang ia sebut sebagai catur murti.

Dari catur murti, Sosrokartono menjadi seorang yang sangat berhati-hati. Ia akan mengucapkan sesuatu jika telah mampu membuktikannya.

”Eyang Sosrokartono itu kalau menulis harus dipikir, dirasakan, dan dilakukan dulu. Jika ia belum melakukan itu, Ia tidak mungkin berani menulis karena pegangannya yang kuat pada ilmu catur murti-nya,” ungkapnya.

Bermula dari keteguhan prinsipnya itu, Sosrokartono menelurkan istilah mandor klungsu. Mandor adalah seorang pemimpin dari para pekerja. Namun, mandor juga memiliki atasan yang perlu untuk ia patuhi. Sedangkan klungsu itu adalah biji asam yang bentuknya hitam dan kecil tapi memiliki banyak manfaat.

Sosrokartono menyebutkan bahwa manusia adalah seorang pemimpin yang memiliki atasan jadi ia harus bisa mengayomi karena ia memimpin dibawah pengawasan atasannya.

Mandor klungsu ini kemudian melahirkan pemikiran baru yakni, ilmu kantong bolong. Ilmu tersebut mengajarkan untuk senang membantu orang lain.

”Ada Ilmu kantong bolong, ini makna kiasan ya. Jadi kantong bolong ini berarti ketika kita punya sesuatu maka bantulah orang lain yang kesusahan,” jelasnya.

Dengan demikian, Sosrokartono ingin menggambarkan kewajiban seorang manusia adalah saling membantu. Ketika seseorang memiliki kelebihan maka sudah sepantasnya ia membantu orang lain.

Sosok Sosrokartono yang sangatlah sederhana tidak memiliki banyak peninggalan. Ia hanya punya satu tulisan alif yang dibingkai dan beberapa pemikiran-pemikirannya.

Serta jarang sekali yang mengetahui dan mau mengunjungi makam Sosrokartono. Padahal Sosrokartono jasanya cukup besar bagi Indonesia.

”Sosrokartono itu sangat berjasa bagi Indonesia, ia adalah guru dari Soekarno. Namun, selama saya jadi juru kunci tidak ada tokoh negarawan yang ziarah ke sini,” ungkapnya.

Sosrokartono beberapa kali menolak hadiah dari orang yang meminta bantuannya. Ketika di Bandung, Sosrokartono menempati rumah yang ia kontrak, bukan rumah miliknya sendiri.

Reporter: Muhamad Fatkhul Huda
Editor: Supriyadi

Komentar