Murianews, Kudus – Anak yang mengalami kesulitan membaca, menulis, dan mengeja acap kali langsung dicap bodoh. Bisa jadi, anak yang mengalami masalah tersebut gangguan disleksia.
Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala disleksia agar anak dapat belajar sesuai dengan kondisinya. Dengan mengetahuinya, maka anak dengan disleksia dapat belajar dan meningkatkan akademiknya.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus Dr Trubus Raharjo mengatakan, disleksia merupakan gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, dan mengeja.
Disleksia bisa dikatakan sebagai gangguan belajar spesifik pada anak yang mengganggu akademiknya. Anak-anak tersebut terlihat normal, namun mereka kesusahan dalam kemampuan akademik.
Trubus mengatakan, anak dengan disleksia kebanyakan memiliki kemampuan intelligence yang di atas rata-rata. Lalu apa yang menyebabkan disleksia pada anak?
Ilustrasi anak dengan disleksia
Trubus menjelaskan, penyebab utama disleksia pada anak adalah faktor genetik. Di mana hal tersebut diturunkan daru orang tua yang kemungkinan terindikasi disleksia.
Tak hanya faktor genetik, beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan disleksia pada anak. Salah satunya karena kecelakaan.
”Faktor yang lain bersifat incidental, seperti kecelakaan atau benturan pada otak sebelah kiri anak,” ujar Trubus, Senin (27/5/2024).
Berikut beberapa gejala disleksia pada anak yang perlu diwaspadai:
Kesulitan menggunakan bahasa
Anak dengan gangguan disleksia akan kesulitan menggunakan bahasa. Contohnya bagi anak usia dini, mereka akan mengatakan ”aku makan mau” yang seharusnya diucapkan ”saya mau makan”. Anak dengan gangguan disleksia akan terbolak-balik menggunakan SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Sulit bedakan arah...
- 1
- 2