Rabu, 19 November 2025

Murianews, Blora – Kabupaten Blora, yang dikenal sebagai The Sunrise of Central Java, memiliki sejumlah bangunan bersejarah, salah satunya adalah Masjid Jami' Baiturrahman.

Masjid yang terletak di Desa Ngadipurwo, Kecamatan Blora, ini merupakan masjid tertua kedua di kabupaten tersebut setelah Masjid Agung Baitunnur yang berada di Alun-alun.

Berada di Kompleks Makam Tirtonatan, masjid ini menyajikan pemandangan otentik dengan bangunan utama berarsitektur joglo yang kokoh meski telah berdiri lebih dari satu abad. Masjid Jami' Baiturrahman bahkan telah ditetapkan sebagai bangunan bercagar budaya.

Pemerhati sejarah, Dalhar Muhammadun menjelaskan, Masjid Jami' Baiturrahman dan Masjid Agung Baitunnur didirikan hampir bersamaan, yakni pada era Bupati Raden Tumenggung (R.T.) Djajeng Tirtonoto.

”Masjid Agung Baitunnur didirikan pada tahun 1774. Kalau Masjid Ngadipurwo itu awalnya sebuah surau atau langgar,” ungkap Muhammadun, Kamis (25/9/2025).

Setelah R.T. Djajeng Tirtonoto wafat pada 1785, keberadaan langgar di Kompleks Makam Keluarga Tirtonatan dilanjutkan oleh putranya, R.T. Prawirojoedo (Bupati Blora 1812-1823). Bangunan langgar yang mulai rapuh kemudian direhabilitasi oleh R.T. Prawirojoedo pada tahun 1814.

Perubahan status dari langgar menjadi masjid dilakukan puluhan tahun kemudian, tepatnya pada 19 Agustus 1894 Masehi (17 Safar 1312 Hijriah) oleh Raden Mas Adipati Arya (R.M.A.A.) Tjokronegoro III (Bupati Blora 1857-1886).

Tjokronegoro III dikenal sebagai sosok yang taat beribadah dan berperan penting dalam pembangunan keagamaan.

”Sebelum Langgar Ngadipurwo menjadi masjid, mengalami tiga kali perubahan. Direhab terakhir tahun 1894,” tambah Muhammadun.

Versi lain...

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler