Senin, 20 Januari 2025

Ternyata Ada Sunan Kudus dalam Sejarah Grobogan, Begini Ceritanya

Saiful Anwar
Jumat, 5 Januari 2024 13:01:00
Ternyata Ada Sunan Kudus dalam Sejarah Grobogan, Begini Ceritanya
Prosesi Boyong Grobog pada Hari Jadi Grobogan tahun 2023 lalu. (Murianews/Saiful Anwar)

Murianews, Grobogan – Sunan Kudus ternyata berkaitan dengan sejarah berdirinya Kabupaten Grobogan. Terutama dalam penamaan ’Grobogan’ sebagai daerah yang dikenal saat ini.

Dalam buku ”Sejarah Hari Jadi Grobogan” yang terbit 1995 menjelaskan, di abad ke-15, pasukan Demak di bawah kepemimpinan Sunan Ngudung dan Sunan Kudus menyerbu pusat kerajaan Mojopahit.

Dalam pertempuran tersebut pasukan Demak memperoleh kemenangan gemilang. Runtuhlah kerajaan Mojopahit.

Ketika Sunan Ngudung memasuki istana, dia menemukan banyak pusaka Mojopahit yang ditinggalkan. Benda-benda itu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sebuah grobog, kemudian dibawa sebagai barang boyongan ke Demak.

”Peristiwa tersebut sangat mengesankan hati Sunan Ngudung sebagai kenangan, maka tempat tersebut diberi nama Grobogan, yaitu tempat grobog,” tulis buku itu.

Hanya saja, dalam buku yang ditulis Tim Peneliti dari UNS Surakarta itu, tidak ada rincian ”tempat” yang dimaksud.

Di situ hanya dijelaskan, grobog adalah sebuah kotak persegi panjang yang digunakan untuk menyimpan uang atau barang yang dibuat dari kayu gunung.

Kadang-kadang berbentuk bulat, agar mudah membawanya dan dapat dengan cepat diselamatkan apabila ada bahaya mengancam, seperti kebakaran.

”Tetapi grobog juga dapat berarti kandang yang berbentuk kotak untuk mengangkut binatang buas hasil tangkapan dari perburuan. Grobog tersebut dapat juga digunakan sebagai alat penangkap harimau,” lanjut buku itu.

Grobog ini biasa juga disebut bekungkung. Bila kecil disebut jekrekan untuk menangkap tikus seperti dalam Geriecke dan Roorda terbitan 1901 halaman 569.

Dalam pengucapan yang salah, grobog biasa menjadi ”grogol”. Grogol juga alat penangkap binatang buas. Di Kotamadya Surakarta terdapat kampung bernama Grogolan, yang dahulu tempat mengumpulkan harimau hasil perburuan (digrogol atau dikrangkeng, red).

Di Sukoharjo, terdapat juga desa bernama Desa Grogol, Kecamatan Grogol. Dijelaskan, daerah itu merupakan daerah perburuan Sunan Surakarta dan Pajang pada zaman kerajaan.

Sejalan dengan penjelasan tersebut, Grobogan juga merupakan sebuah daerah yang digunakan sebagai daerah perburuan. Ternyata daerah ini merupakan daerah perburuan Sultan Demak (Atmodarminto, 1962: 119) atau merupakan daerah persembunyian para bandit pada zaman Kerajaan Demak Pajang (Atmodarminto, 1955 123).

Pada zaman Kartasura, daerah ini merupakan tempat tinggal tokoh-tokoh gagah berani dalam berperang (Babad Kartosuro. 79), misalnya Adipati Puger, Pangeran Serang. Ng Kartadirjo, dan lain-lain.

Di abad ke-19, daerah Grobogan bersama dengan Sukowati merupakan tempat persembunyian para pahlawan rakyat penentang kekuasaan kolonial Belanda.

Daerah ini sangat cocok sebagai persembunyian, karena merupakan daerah hutan jati yang lebat dan berbukit-bukit.

Namun, sejarah dari awal penamaan wilayah Grobogan dengan Hari Jadi Grobogan memiiki rentang yang cukup jauh, sekitar 2,5 abad. Sebagaimana diketahui, 4 Maret 1726 ditetapkan sebagai Hari Jadi Grobogan, yang saat itu pada masa Mataram.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler