Cek Fakta
PREBUNKING: Cara Mengidentifikasi Hoaks Pemilu 2024
Zulkifli Fahmi
Senin, 22 Januari 2024 18:56:00
Murianews, Kudus – Mengaca pada Pemilu 2019, aktivitas hoaks tertinggi terjadi pada fase pascapemilu. Terutama bila terjadi sengketa hasil pemilu.
Saat itu, jumlahnya meningkat menjadi 94 narasi hoaks. Angka ini meningkat hampir tiga kali lipat dari edaran hoaks di masa pra pemilu, yakni hanya 34 narasi hoaks.
Melansir dari theconversation.com tren itu kemungkinan akan berulang pada Pemilu 2024. Selain berpeluang terjadi sengketa hasil Pemilu, peningkatan sebaran hoaks juga bisa dipicu bila terjadi putaran kedua.
Lantas, bagaimana cara mengatasi sebaran haoks yang terjadi?
Menukil dari pernyataan Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoaks Septiaji Eko Nugroho yang dilansir Kompas.com, ada lima langkah sederhana untuk membantu masyarakat mengidentifikasi mana hoaks dan berita asli.
1. Judul Provokatif
Berita dengan judul provokatif, misalnya langsung menuding ke pihak tertentu menjadi salah satu ciri-ciri yang biasa digunakan dalam berita hoaks.
Terkadang, isinya diambil dari media resmi, namun diubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki pembuat hoaks.
Bila menemui berita berjudul provokatif, cek dulu dengan mencari berita serupa yang ada di situs berita resmi. Kemudian, bandingkan apakah isinya sama atau berbeda.
Dengan demikian, setidaknya Anda sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
2. Situs Tak Terverifikasi
Bila menerima informasi dari website atau mencantumkan sebuah link, cemati Alamat situs yang dimaksud. Bila situs berita itu belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, apalagi menggunakan domain blog, bisa dipastikan informasi itu meragukan.
Dalam catatan Dewan Pers, ada sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari angka itu, hanya sekitar 300 saja yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi.
Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.
3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.
Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
4. Cek Keaslian Foto
Di era kini, tak hanya teks yang bisa dimanipulasi. Foto, video, bahkan suara bisa dimanipulasi. Adanya teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, semua itu bisa dimanipuasi.
Untuk itu, cek keaslian foto atau video yang bereder. Manfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images.
Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan dan diketahui keasliannya.
5. Ikut serta grup diskusi anti-hoaks
Di sejumlah platform media sosial, banyak ditemukan grup-grup atau akun anti hoaks. Di sana, warganet bisa bertanya terkait informasi yang didapatkan, apakah hoaks atau bukan. Dari sana juga bisa melihat klarifikasi yang sudah diberikan.