Jumat, 17 Januari 2025

Mahasiswa UMK Sulap Kulit Jeruk Pamelo jadi Sabun Cuci Piring

Zulkifli Fahmi
Senin, 15 Juli 2024 11:52:00
Mahasiswa UMK Sulap Kulit Jeruk Pamelo jadi Sabun Cuci Piring
Tim PKM-K yang dipimpin Sabilatun Nafisah didampingi dosen pembimbing mereka, Ulva Rizky Mulyani saat memperkenalkan sabun dari limbah kulit jeruk pamelo. (Murianews/Istimewa)

Murianews, Kudus – Di tangan mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK), limbah kulit jeruk pamelo dapat dijadikan sabun cuci piring ramah lingkungan.

Sabun cuci piring dari kulit jeruk pamelo ini dibuat Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) yang dipimpin Sabilatun Nafisah.

Mahasiswa Akutansi Fakultas Ekonomi UMK ini membuat produk ini bersama tiga temannya Nova Trisna Fitriani (Akuntansi), Vania Zahrotun Nisa (PBI) dan Triana Rizqi Amelia (PGSD).

Dalam pembuatan produk kreatif itu, mereka dibimbing dosen Fakultas Ekonomi, Ulva Rizky Mulyani. Karyanya dalam proposal berjudul ’’DISRAF: Dishwashing Soap Innovation with Pamelo Orange Peel’’ berhasil mendapatkan pendanaan PKM tahun 2024.

Sabilatun mengatakan, pembuatan produk itu tak lepas masih banyaknya limbah kulit jeruk pamelo yang belum termanfaatkan. Padahal, berdasarkan data BPS pada 2018, ada 66.357 pohon pamelo yang ditanam di Kudus.

Selain Kudus, jeruk pamelo juga ditemukan di Jepara, Pati, Sragen, dan Wonogiri. Kondisi ini memunculkan potensi limbah kulit jeruk pamelo yang banyak pula.

Berangkat dari situ, Sabilatun dan kawan-kawannya, membuat terobosan dengan memanfaatkan kulit jeruk pamelo sebagai potensi produk bisnis baru, yakni sabun cuci piring dari limbah tersebut.

’’Produk DISRAF dibuat dari kulit jeruk pamelo yang diperoleh dari Desa Colo, Kabupaten Kudus,’’ katanya.

Menurutnya, sabun cuci piring dari limbah kulit jeruk pamelo cukup efektif untuk membersihkan piring dari sisa makanan, bau tak sedap, dan tidak meninggalkan bau di tangan setelah mencuci.

Sabun DISRAF dari limbah jeruk pamelo juga memiliki kandungan pektin dan d-limonene yang berfungsi sebagai antibakteri. Selain itu, produk ini juga ramah lingkungan karena menggunakan bahan alami.

’’Dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk pamelo, sabun cuci piring ini dapat dijual dengan harga terjangkau tanpa mengurangi kualitasnya, sehingga diminati oleh pasar,’’ ujarnya.

Sabilatun menjelaskan, cara membuat sabun cuci itu yakni menambahkan kulit jeruk pamelo dengan bahan-bahan seperti garam, baking soda, texapon, dan air yang ditakar sesuai dengan formulasinya.

Sebelum dipasarkan, Sabilatun dan kawan-kawang juga telah mengujinya di labolatorium guna memastikan kualitasnya.

’’Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi limbah kulit jeruk pamelo, tetapi juga menciptakan produk dengan nilai ekonomis tinggi dan bermanfaat sebagai keberlangsungan alam,’’ ujarnya.

Komentar

Terpopuler