Kamis, 20 November 2025

Sebelum bermaksud menyembelih sang pangeran, Ibnu Sina mengasah pisau itu dengan batu hingga tampak sangat tajam. Ibnu Sina berpenampilan bak seorang jagal yang sangat kejam dan tak kenal ampun.

Tak lama setelah itu, sang pangeran membaringkan diri dan Ibnu Sina mengangkangi dada sang pangeran seolah-olah dia benar-benar akan menyembelihnya.

Tetapi setelah menyentuh lengan dan beberapa bagian dari tubuh sang pangeran, Ibnu Sina mengatakan, “Sapinya sangat lemah dan mudah remuk, tidak ada gunanya menyembelih binatang yang sedemikian lemah.”

Ibnu Sina lalu menyarankan agar sapi makan terlebih dahulu hingga kenyang baru kemudian dapat disembelih.

Sang pangeran yang dalam imajinya merupakan seekor sapi itu setuju atas usul sang jagal. Ia kemudian mulai memakan apa saja dari makanan yang disodorkan padanya.

Makanan itu telah dicampuri obat yang tepat dengan dosis yang pas oleh Ibnu Sina. Perlahan, kondisi Sang Pangeran pun membaik dan akhirnya sembuh baik secara jasmani maupun rohani.

Kisah itu dituliskan dalam buku karya Dr Hamid Naseem Rafiabadi berjudul Saint and Savior of Islam, (Sarup & Sons; New Delhi, 1st Edition, 2005: 282).

Komentar

Terpopuler