Minggu, 19 Januari 2025

Cicit Kartini Jadi Tukang Ojek untuk Bertahan Hidup

Budi Santoso
Rabu, 24 April 2024 13:11:00
Cicit Kartini Jadi Tukang Ojek untuk Bertahan Hidup
RA Kartini dalam sebuah foto keluarga Bupati Jepara masa lampau.(Istimewa/Museum Kartini)

Murianews, Kudus – Nasib keturunan RA Kartini melahirkan sebuah ironi di negeri yang dibesarkannya. Cicit Kartini bahkan disebutkan harus menjadi tukang ojek untuk bisa bertahan hidup.

Nama besar RA Kartini sepertinya tidak berarti bagi lima orang cicitnya. Mereka hidup dengan meninggalkan status keningratannya, dan menjadi rakyat biasa di tengah masyarakat yang menganggungkan nama leluhurnya.

Kartini diketahui memiliki seorang anak bernama RM Soesalit Djojoadhiningrat, hasil perkawinanya dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Soesalit sempat menjadi salah satu jenderal di militer Indonesia.

Namun, setelahnya kehidupan sebagai kaum priyayi, tidak bisa diturunkannya kepada anak cucunya. RM Soesalit yang menikah dengan wanita Jawa bernama Siti Loewijah dikaruniai seorang putra bernama R Boedi Setyo Soesalit.

Selanjutnya kehidupan di awal kemerdekaan republik sepertinya menempatkan cucu Kartini dalam situasi sulit. Pernikahan Boedi Soesalit dengan Sri Bijanti mendapatkan lima orang anak, yang harus menerima nasib getir sebagai keturunan seorang pahlawan nasional.

Anak-anak itu kemudian diberinama Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat. Semuanya diberi nama dengan menggunakan nama leluhur mereka yang masyur.

Namun, dalam perjalanan kehidupan, keluarga keturunan trah priyayi ini harus meninggalkan status sosial yang tinggi itu. Mereka hidup sebagai rakyat jelata setidaknya sampai saat ini.

Seperti dilansir dari laman Jatengprov.go.id, kesaksian ini disampaikan oleh mantan Bupati Jepara H Ahmad Marzuki. Disebutkan, setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya yang merupakan cicit pejuang wanita Indonesia, hidup dalam keprihatinan.

Dari lima orang cicit Kartini, diketahui hanya yang nomor satu, kebetulan juga bernama Kartini memiliki kondisi ekonomi yang lumayan. Namun cicit yang lainnya berada dalam keprihatinan.

Menurut Ahmad Marzuki, kondisi mereka selayaknya mendapatkan perhatian dari pemerintah. Itu dirasa sangat penting sebagai bagian dari penghormatan pemerintah atas apa yang telah dilakukan RA Kartini untuk Indonesia.

Kartono, cicit nomor dua Kartini disebutkan harus bekerja sebagai ojek. Demikian juga dengan Samimun yang merupakan cicit ke-4. Sedangkan Racmat, cicit terakhirnya mengalami autis dan informasikan sudah meninggal.

“Hanya (cicit) yang pertama yang lumayan, sedangkan Kartono mengojek, demikian pula Samimun juga jadi tukang ojek. Sementara Rukmini telah ditinggal suaminya yang bunuh diri akibat terlilit ekonomi, dan Racmat yang menderita autis sudah meninggal,” beber Ahmad Marzuki seperti dilansir dari Jatengprov.go.id.

Pernyataan itu disampaikan Ahmad Marzuki saat masih aktif menjadi Bupati Jepara 6 tahun yang lalu. Informasi ini dibagikan dalam sebuah momen peringatan Hari Kartini Ke-139 tingkat Jawa Tengah, yang dihadiri juga oleh Plt Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko.

Pada saat itu, Ahmad Marzuki juga menyatakan, cucu menantu dan Cicit RA Kartini tidak ada yang tinggal di Jepara. Mereka tinggal di Parung, Bogor, dan sempat tinggal di rumah bantuan pemeritah.

Namun rumah bantuan pemerintah tersebut, ditinggalkan karena cucu tunggal RA Kartini R Boedi Setya Soesalit telah meninggal. Sehingga mereka akhirnya mencari rumah sendiri untuk meneruskan hidup.

“Ada oknum yang meminta mereka meninggalkan rumah bantuan pemerintah itu. Cucu menantu dan para cicit RA Kartini dianggap tidak berhak menghuni lagi karena cucu RA Kartini sudah meninggal,” sebut Ahmad Marzuki.

Untuk saat ini, tidak diketahui pasti bagaimana nasib keturunan RA Kartini yang ada di Parung Bogor. Saat Ahmad Marzuki menjabat sebagai Bupati Jepara, dalam banyak kesempatan, keturunan RA Kartini selalu diundang dalam acara peringatan Hari Kartini.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, hal itu tidak lagi dilakukan oleh Pemkab Jepara. Bahkan pada peringatan Hari Kartini ke-145 tahun ini, Pemkab Jepara tidak menggelar acara secara khusus.

Pemkab Jepara hanya menggelar upacara peringatan Hari Kartin pada Senin (22/4/2024) di Alun-Alun Jepara. Sedangkan untuk acara khusus berskala besar yang biasa digelar tidak ada.

Komentar