Murianews, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenkdikbudristek) merilis kabar gembira dalam dunia pendidikan. Kehadiran Kurikulum Merdeka telah membawa kembali mata pelajaran informatika yang sebelumnya sempat dihapus.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, mengatakan, Kurikulum Merdeka tidak hanya menghidupkan kembali pelajaran informatika, tetapi juga memperbarui pendekatan dalam mengajarkannya.
Menurutnya, kurikulum sebelumnya lebih menekankan pada ilmu dasar pemakaian komputer, sementara Kurikulum Merdeka menekankan pada penggunaan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari serta pembangunan pola pikir yang lebih logis.
Anindito mengatakan, salah satu poin utama dari Kurikulum Merdeka adalah penekanan pada literasi digital.
Menghadirkan kembali mata Pelajaran informatika ini bertujuan untuk memperkuat pengetahuan generasi mendatang dalam menghadapi tantangan era globalisasi dan kemajuan teknologi. Termasuk dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan (AI).
”Kami juga mengembangkan versi mata pelajaran informatika untuk pembelajaran offline, di mana yang diajarkan bukan hanya keterampilan menggunakan perangkat digital, tetapi juga mindset atau pola pikir komputasional. Ini mencakup pemikiran logis serta pengetahuan tentang cara membedakan informasi yang sahih dan tidak sahih, fakta dan opini,” jelasnya.
Selain menghadirkan konten literasi digital yang beragam, Kurikulum Merdeka juga menawarkan berbagai metode pembelajaran yang inovatif, termasuk permainan interaktif yang bertujuan untuk memperkenalkan konsep logika kepada siswa.
Contohnya adalah penggunaan permainan fisik yang menyenangkan sebagai media pembelajaran coding, yang tidak memerlukan perangkat digital.
Sebelumnya, mata pelajaran Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) sempat dihapus dalam Kurikulum 2013 (K-13).
Namun, pada tahun 2019, pelajaran ini kembali diadakan dengan nama baru, yaitu informatika. Pada jenjang SMP, durasi pembelajaran untuk mata pelajaran informatika adalah dua jam per minggu, sedangkan pada jenjang SMA, diberikan opsi untuk dilaksanakan selama tiga jam per minggu.
Perubahan ini tidak hanya memberikan revitalisasi pada pendidikan informatika, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi para siswa untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.
