Jumat, 17 Januari 2025

Berumur 205 Tahun, Begini Kondisi Bangunan Eks Kawedanan Cendana

Muhamad Fatkhul Huda
Jumat, 26 Juli 2024 20:32:00
Berumur 205 Tahun, Begini Kondisi Bangunan Eks Kawedanan Cendana
Ilustrasi Kawedanan Cendana, Desa Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. (Murianews/Istimewa)

Murianews, Kudus – Kawedanan Cendana merupakan salah satu kawedanan yang berada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Lokasinya berada di Jalan Kudus-Colo, Desa Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.

Bangunan ini sudah berdiri sejak tahun 1820, artinya usianya kini sudah 205 tahun. Bentuk bangunannya masih kental nuansa kolonial dan vernakular (kearifan lokal).

Kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus Mutrikah mengungkapkan, ciri-cirinya seperti plafon yang tinggi. Jendelanya juga masih berbentuk krepyak dengan ukuran tiga meter.

”Gaya vernakular ditandai dengan bentuk limasan dan struktur tumpang di bagian pendoponya,” katanya kepada Murianews.com, Jumat (26/7/2024).

Ia menyebut, bangunan kuno tersebut tersusun dari dinding batu bata merah. Sementara jendelanya berdaun ganda yang terbuat dari kayu jati.

Ia menyatakan, bangunan eks Kawedanan Cendana memiliki panjang dan lebar 15 meter. Luas keseluruhan bangunan ada 312 meter persegi.

”Keaslian bangunan Kawedanan Cendana masih 95 persen. Struktur, pintu, dan jendela, dan paling penting soko guru masih asli,” jelasnya.

Pada bangunan kawedanan Cendana terdapat empat tiang penyangga utama. Lalu, terdapat pula 12 tiang yang lebih kecil sebagai pendukungnya.

Keaslian bangunan dapat dilihat dari bahan pembuatannya yang berasal dari kearifan lokal. Sebagian besar bangunan berbahan kayu dan tanah liat.

Teknik penyambungan kayunya juga sederhana, belum modern. Beberapa bagian dindingnya terlihat sudah mengelupas.

”Bangunan ini menjadi saksi sejarah dari pemerintahan Kabupaten Kudus terutama masyarakat Kecamatan Bae,” terangnya.

Kawedanan merupakan sebuah pemerintahan yang ditujukan untuk membatu tugas bupati. Kawedanan Cendana meliputi Kecamatan Bae, Gebog, dan Kaliwungu.

Editor: Dani Agus

Komentar

Terpopuler