Minggu, 19 Januari 2025

Perjalanan IAIN Kudus, dari Fakultas Cabang Hingga Mau Jadi UIN

Muhamad Fatkhul Huda
Kamis, 8 Agustus 2024 20:50:00
Perjalanan IAIN Kudus, dari Fakultas Cabang Hingga Mau Jadi UIN
Gerbang masuk IAIN Kudus. (Murianews/Muhamad Fatkhul Huda)

Murianews, Kudus – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus segera beralih status menjadi Universitas. Perubahan itu setelah IAIN Kudus dinyatakan memenuhi kriteria dan persyaratan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB).

Alih status ini pun mengikuti induknya dulu, UIN Yogyakarta dan UIN Walisongo Kota Semarang yang lebih dulu beralih status. Sebagaimana diketahui IAIN Kudus dulunya merupakan kelas jauh dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (sekarang UIN Yogyakarta) sebelum IAIN Walisongo Semarang (kini UIN Walisongo Semarang) berdiri.

Embrio berdirinya IAIN Kudus, yakni Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga yang berstatus negeri pada 1966. Enam tahun kemudian, berubah menjadi Fakultas Ushuluddin cabang dari IAIN Walisongo Semarang.

Kilas sejarah itu diungkapkan Abdurrohman Kasdi, Rektor IAIN Kudus. Ia mengatakan, meski menjadi kampus jarak jauh, kampus di Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus itu sudah mulai merintis menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).

’’Dulu ada sebuah yayasan yang didirikan oleh beberapa tokoh di Kudus yakni Yayasan Kesejateraan Daerah (YKD). Merintis STAI, yang kemudian menjadi fakultas cabang IAIN Sunan Kalijaga tersebut,’’ katanya kepada Murianews.com, Kamis (8/8/2024).

Seiring berjalannya waktu, fakultas cabang itu diberi kesempatan untuk mengajukan menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Pada tahun 1997 fakultas cabang di Kudus mengajukan menjadi STAIN Kudus.

Ia menyebut peralihan ini merupakan perintah dari Pusat. Pada tahun tersebut semua fakultas cabang dianjurkan untuk menjadi STAIN.

’’Pimpinannya berganti dari dekan menjadi Kepala. Jurusannya ada empat yakni Jurusan Ushuluddin, Jurusan Dakwah dan Komunikasi Islam, Jurusan Tarbiyah, dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam,’’ jelasnya.

Lalu, pada tahun 2018 beralih dari STAIN Kudus menjadi IAIN Kudus. Kasdi menyebut proses peralihan ini cukup lama.

Ia mengungkapkan proses peralihan dimulai saat kepala STAIN dijabat oleh Fathul Mufid. Pengajuan peralihan tersebut dimulai pada tahun 2014.

’’Akhirnya pada tahun 2018 bisa beralih menjadi IAIN Kudus dengan rektor pertamanya adalah Mundakir,’’ ujarnya.

Ia mengatakan jumlah Fakultas pada saat menjadi IAIN ada lima. Fakultas tersebut adalah Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Fakultas Syariah.

Dari lima fakultas tersebut terdapat 26 program studi (prodi). Selain itu, terdapat program pasca sarjana dengan enam prodi.

Kini, IAIN Kudus sudah menatap langkah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Kudus. Perjalanan panjang tersebut telah dilalui selama dua puluh tahun lebih.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar