Rabu, 19 November 2025

 RA Kartini kemudian meminta KH Sholeh Darat agar membuat kitab terjemah Alquran dalam bahasa Jawa. Saat itu, ia berpendapat tak ada gunanya membaca kitab suci bila tidak diketahui artinya, terutama bagi masyarakat Jawa.

KH Sholeh Darat pun menyetujui masukan dari RA Kartini. Ia kemudian mulai Menyusun kitab tafsir Alquran tersebut.

Untuk menghindari penjajah Belanda yang secara resmi melarang orang menerjemahkan Alquran, KH Sholeh Darat menuliskannya dengan aksara Arab pegon atau tanpa harakat. Orang kerap menyebutnya Arab gundul.

Kitab itu kemudian dinamai, Faidhir Rahman atau Faid Ar Rahman. Kitab tersebut menjadi kitab tafsir Alquran pertama di Nusantara yang ditulis dalam bahasa Jawa namun beraksara Arab.

KH Sholeh Darat kemudian menjadikan kitab itu sebagai hadiah pernikahan RA Kartini dengan Bupati Rembang RM Joyodiningrat. KH Sholeh Darat mengutus Kiai Ma’sum untuk mengantarkan kitab tersebut sepekan sebelum pernikahan Kartini.

Komentar

Terpopuler