Salah satunya tuntutan perusahaan yang menekankan pada beberapa kualitas utama yang mereka miliki, seperti inisiatif dan sikap positif.
Manajer juga menghargai pengalaman dunia nyata, baik melalui magang atau pekerjaan dan, pada tingkat yang lebih rendah, pada kehadiran media sosial yang tepat, dan menghindari diskusi politik.
Dalam survei yang dilakukan platform konsultasi pendidikan dan karier, Intelligent, ada beberapa kualitas utama yang menjadi pertimbangan perusahaan menerima Gen Z atau fresh graduate untuk bekerja di tempat mereka.
Murianews, Kudus – Generasi Zoomer atau Gen Z yang baru lulus atau menjadi fresh graduate kerap kali kesulitan mendapatkan kerja. Untuk meningkatkan peluang diterima kerja, mereka harus memahami beberapa hal.
Salah satunya tuntutan perusahaan yang menekankan pada beberapa kualitas utama yang mereka miliki, seperti inisiatif dan sikap positif.
Manajer juga menghargai pengalaman dunia nyata, baik melalui magang atau pekerjaan dan, pada tingkat yang lebih rendah, pada kehadiran media sosial yang tepat, dan menghindari diskusi politik.
Dalam survei yang dilakukan platform konsultasi pendidikan dan karier, Intelligent, ada beberapa kualitas utama yang menjadi pertimbangan perusahaan menerima Gen Z atau fresh graduate untuk bekerja di tempat mereka.
Berikut kualitas terbaik yang dicari oleh para pemberi kerja dari fresh graduate:
1. Memiliki inisiatif 57 persen
2. Sikap positif 56 persen
3. Etos kerja yang kuat 54 persen
4. Mudah beradaptasi 53 persen
5. Terbuka terhadap masukan 50 persen
6. Tepat waktu dan dapat diandalkan 49 persen
7. Keterampilan teknis yang solid 47 persen
8. Keterampilan interpersonal yang baik 47 persen
9. Pengalaman magang 34 persen
10. Pengalaman kerja 33 persen
11. Media sosial yang sesuai dengan pekerjaan 23 persen
12. Hindari politik 16 persen
’’Lulusan baru yang memulai pekerjaan pertama mereka harus menunjukkan profesionalisme, bukan dengan menyesuaikan diri dengan norma-norma yang sudah ketinggalan zaman, tetapi dengan menghormati dan berkomitmen pada pekerjaan mereka," kata Kepala Penasihan Pendidikan dan Pengembangan Karier Intelegent, Huy Nguyen, seperti dikutip dari euronews, Rabu (23/10/2024).
Sementara itu, dosen senior di Haas School of Business di University of California, Berkele Holly Schroth menambahkan, saat ini pemberi kerja masih banyak yang ragu untuk mempekerjakan Gen Z.
Itu terlihat dari tingkat pemberhentian pekerja dari Gen Z yang tinggi serta tantangan untuk mengintegrasikan mereka ke dalam tenaga kerja.
Meski begitu, masih ada 25 persen lebih dari tenaga kerja yang masuk kategori Gen Z. Akibatnya, perusahaan perlu menghabiskan lebih banyak uang dan waktu.
’’untuk pelatihan pada Gen Z mereka akan berkembang,’’ pungkasnya.