Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kendari – Dua siswi MTsN 2 Kota Sawahlunto, Sumatera Barat menciptakan alat yang bisa menyelamatkan pekerja tambang batu bara dari ancaman gas metana yang bisa meledak. Alat itu berupa sensor gas metana berbasis Internet of Things (IoT).

Dua siswi MTsN 2 Kota Sawahlunto itu yakni Bebrina Latif Azzahra dan Raisya Qurrata Aini. Keduanya menciptakan alat ini lantaran di Sawahlunto banyak ditemui aktivitas penambangan batu bara.

Selain itu, kejadian ledakan akibat gas metana di penambangan batu bara juga kerap terjadi.

”Di Sawahlunto banyak tempat tambang, dan sering terjadi ledakan. Salah satunya, terjadi pada Desember 2022 lalu," ungkap Bebrina dikutip Murianews.com dari laman Kemenag pada Rabu (6/9/2023).

Kedua gadis belia itu pun terpicu untuk mencari solusi agar gas metana yang melebihi batas aman bisa dideteksi dengan mudah. Sehingga bisa memberikan peringatan kepada pekerja tambang.

”Sehingga bisa menghindari terjadinya musibah ledakan dan adanya korban jiwa," sambungnya.

Dilansir dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gas Metan Batubara (Coalbed Methane) adalah gas bumi (hidrokarbon) yang berisi gas metan sebagai unsur utamanya. Gas ini terbentuk secara alamiah dalam proses pembentukan batubara (coalification).

Karakter gas metan ini tanpa bau, tanpa warna, dan mudah terbakar. Sehingga kerap tak terdeteksi oleh pekerja tambang.

Bebrina menyebut, sebelumnya sudah ada alat pendeteksi gas metan yang digunakan di tambang, akan tetapi tidak terkoneksi melalui ponsel.

Penggunaan alat sensor tersebut, tidak semudah ketika menggunakan alat yang terkoneksi langsung ke ponsel yang dapat langsung memberikan peringatan jika terdapat gas metana.

Siswa MTsN 2 Sawahlunto ini kemudian mencoba mengembangkan alat pendeteksi yang bisa langsung tersambung pada ponsel untuk memberikan peringatan.

”Alat Sensor ini berbasis IoT yakni teknologi yang mampu menghubungkan beberapa objek benda dalam hal sensor, piranti chip dan elektronik memalui jaringan internet, jadi penggunaannya sangat tergantung ada tidaknya jaringan internet," kata Bebrina.

Untuk mengatasi keterbatasan internet di dalam tambang batu bara, maka solusi yang dilakukan adalah dengan memasukkan kabel LAN ke dalam tambang.

Alat sensor ciptaan dua siswi MTsN 2 Sawahlunto ini menjadi salah satu finalis Madrasah Young Researcher Supercamp (MYRES) 2023, yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Komentar

Terpopuler