Penemuan angka nol yang mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya benar-benar mengubah peradaban dunia. Ya, Al Khawarizmi merupakan sosok jenius di balik penemuan pada abad ke-9 itu.
Tak hanya dikenang sebagai penemu angka nol, Al Khawarizmi juga dikenal sebagai bapak aljabar dan salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah.
Karya dan penemuannya tak hanya mengubah dunia matematika. Penemuannya juga membuka pintu perkembangan sains dan teknologi yang kita nikmati hari ini.
Dunia yang semakin terdigitalisasi ini juga tak jauh dari penemuan angka nol. Di mana angka nol dan satu menjadi dasar dari bahasa pemrograman atau kode komputer.
Setelah beranjak dewasa, ia bekerja di Bayt al-Hikmah Baghdad. Tempatnya bekerja merupakan pusat pembelajaran dan penerjemahan yang didirikan Khalifah Al-Ma’mun dari Kekhalifahan Abbasiyah.
Di sanalah Al Khawarizmi mengembangkan karya-karyanya yang revolusioner, termasuk penemuan angka nol.
Murianews, Kudus – Dunia matematika, sains dan teknologi tak bisa lepas dari angka nol yang ditemukan seorang ilmuwan dan matematikawan Islam, Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi.
Penemuan angka nol yang mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya benar-benar mengubah peradaban dunia. Ya, Al Khawarizmi merupakan sosok jenius di balik penemuan pada abad ke-9 itu.
Tak hanya dikenang sebagai penemu angka nol, Al Khawarizmi juga dikenal sebagai bapak aljabar dan salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah.
Karya dan penemuannya tak hanya mengubah dunia matematika. Penemuannya juga membuka pintu perkembangan sains dan teknologi yang kita nikmati hari ini.
Dunia yang semakin terdigitalisasi ini juga tak jauh dari penemuan angka nol. Di mana angka nol dan satu menjadi dasar dari bahasa pemrograman atau kode komputer.
Melansir dari berbagai sumber, Al Khawarizmi lahir pada tahun 780 Masehi di Khwarezm, Persia, atau yang saat ini dikenal sebagai Kota Khiva, Uzbekistan.
Setelah beranjak dewasa, ia bekerja di Bayt al-Hikmah Baghdad. Tempatnya bekerja merupakan pusat pembelajaran dan penerjemahan yang didirikan Khalifah Al-Ma’mun dari Kekhalifahan Abbasiyah.
Di sanalah Al Khawarizmi mengembangkan karya-karyanya yang revolusioner, termasuk penemuan angka nol.
Dasar Sistem Bilangan...

Sebelumnya, peradaban kuno, seperti Romawi dan Mesir tak memiliki konsep angka nol. Sistem angka mereka tidak memungkinkan perhitungan yang kompleks atau penulisan angka besar dengan efisien.
Angka nol sendiri datang dari sistem angka India yang diperkenalkan Al Khawarizmi ke dunia Islam melalui perdagangan dan pertukaran budaya. Itu sebagaimana dalam karyanya berjudul ”On the Calculation with Hindu Numerals”.
Menurut Berggreen (1986) dalam bukunya berjudul ”Episodes in the Mathematics of Medieval Islam”, menyebutkan Al Khawarizmi tak hanya mengenalkan angka nol ke dunia Islam.
Ia juga mengembangkan sistem posisional yang kita kenal sekarang sebagai sistem desimal. Dalam bukunya Kitab al-Jabr wa al-Muqabala atau Buku tentang Pemulihan dan Pengurangan, Al Khawarizmi menjelaskan bagaimana angka nol berfungsi sebagai placeholder.
Dengan begitu, adanya angka nol memungkinkan penulisan angka seperti 10, 100, atau 1000 dengan mudah. Konsep ini menjadi dasar bagi sistem bilangan yang digunakan di seluruh dunia saat ini.
Penemuannya pun berdampak besar pada dunia matematika, sains, dan teknologi. Tanpa adanya angka nol, mungkin perkembangan teknologi tak sepesat saat ini.
Dalam buku ”A History of Mathematics” karya Boyer dan Merzbach (2011), angka nol memungkinkan perhitungan yang lebih kompleks, termasuk aljabar, kalkulus, dan fisika modern.
Fondasi Perkembangan Digital...

Sistem bilangan yang dikembangkan Al Khawarizmi juga menjadi fondasi bagi perkembangan komputer dan teknologi digital.
Selain itu, karya Al Khawarizmi memengaruhi ilmuwan-ilmuwan Eropa selama abad pertengahan. Buku-bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi rujukan penting di universitas-universitas Eropa.
Nama "Al Khawarizmi" sendiri menjadi asal kata "algoritma," sementara kata "aljabar" berasal dari judul bukunya al-Jabr.
