Tidak berhenti di situ, ia kemudian menyeberangi gurun untuk membantu ekspansi Islam ke Suriah, melawan Kekaisaran Bizantium. Meskipun Khalifah Umar mencopotnya dari posisi sebagai panglima tertinggi, Khalid bin Walid tetap menjadi pemimpin yang efektif dan berjasa besar dalam pertempuran melawan Bizantium.
Salah satu momen paling menentukan dalam sejarah ekspansi Islam adalah Pertempuran Yarmūk pada 20 Agustus 636. Pasukan Bizantium, yang dipimpin oleh Kaisar Heraklius, berusaha mempertahankan wilayah Suriah dengan mengerahkan pasukan besar yang terdiri dari Bizantium, Slavia, Frank, dan Arab Kristen.
Khalid bin Walid menyadari bahwa pasukan Muslim terpecah menjadi beberapa kelompok, sehingga ia menyerukan dewan perang untuk menyatukan seluruh kekuatan Islam menghadapi Bizantium.
Dalam pertempuran yang berlangsung selama enam hari, ia menggunakan taktik yang cerdik, dengan menarik musuh ke dalam pertempuran terbuka. Dengan bantuan angin pasir yang menghalangi pandangan musuh, pasukan Islam menggempur Bizantium dari berbagai sisi.
Hasilnya, pasukan Bizantium mundur dalam kepanikan dan banyak yang jatuh ke jurang sempit. Taktik yang digunakan Khalid bin Walid menyebabkan kekalahan telak bagi Kekaisaran Bizantium.
Pertempuran Yarmuk adalah salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah Islam, yang membuka jalan bagi penaklukan Yerusalem pada tahun berikutnya. Perang ini juga menandai runtuhnya kekuasaan Bizantium di Suriah.
Murianews, Kudus – Khalid bin Walid adalah salah satu jenderal militer paling legendaris dalam sejarah Islam. Dengan julukannya sebagai "si Pedang Allah" (Sayf Allah al-Maslul), sangat menjelaskan bagaimana reputasi sosok ini.
Khalid bin Walid memainkan peran kunci dalam ekspansi Islam selama masa Nabi Muhammad SAW. Kemudian berlanjut di bawah kepemimpinan Khalifah Abu Bakar dan Umar.
Dilansir dari Britanica.com, pada awalnya, Khalid bin Walid adalah seorang pemimpin militer Quraisy yang berperang melawan kaum Muslim dalam Pertempuran Uhud (625). Keahliannya dalam strategi perang menyebabkan kekalahan umat Islam saat itu.
Namun, setelah beberapa tahun, ia akhirnya menerima Islam pada 627/629 dan bergabung dengan Nabi Muhammad dalam penaklukan Mekah pada 629. Sejak saat itu, Khalid bin Walid menjadi pilar utama dalam pasukan Islam, memimpin berbagai ekspedisi dan penaklukan di Jazirah Arab.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Khalid bin Walid menjadi ujung tombak dalam menumpas pemberontakan di Semenanjung Arab, termasuk dalam Perang Riddah yang bertujuan mengembalikan provinsi-provinsi yang memisahkan diri dari Islam.
Keberhasilannya dalam menaklukkan kembali daerah-daerah yang memberontak memperkuat kekuasaan Islam di bawah kepemimpinan Abu Bakar.
Khalid bin Walid kemudian dikirim ke timur laut untuk menginvasi Irak. Di mana ia akhirnya berhasil menaklukkan kota Al-Ḥirah.
Melawan Bizantium...
Tidak berhenti di situ, ia kemudian menyeberangi gurun untuk membantu ekspansi Islam ke Suriah, melawan Kekaisaran Bizantium. Meskipun Khalifah Umar mencopotnya dari posisi sebagai panglima tertinggi, Khalid bin Walid tetap menjadi pemimpin yang efektif dan berjasa besar dalam pertempuran melawan Bizantium.
Salah satu momen paling menentukan dalam sejarah ekspansi Islam adalah Pertempuran Yarmūk pada 20 Agustus 636. Pasukan Bizantium, yang dipimpin oleh Kaisar Heraklius, berusaha mempertahankan wilayah Suriah dengan mengerahkan pasukan besar yang terdiri dari Bizantium, Slavia, Frank, dan Arab Kristen.
Khalid bin Walid menyadari bahwa pasukan Muslim terpecah menjadi beberapa kelompok, sehingga ia menyerukan dewan perang untuk menyatukan seluruh kekuatan Islam menghadapi Bizantium.
Dalam pertempuran yang berlangsung selama enam hari, ia menggunakan taktik yang cerdik, dengan menarik musuh ke dalam pertempuran terbuka. Dengan bantuan angin pasir yang menghalangi pandangan musuh, pasukan Islam menggempur Bizantium dari berbagai sisi.
Hasilnya, pasukan Bizantium mundur dalam kepanikan dan banyak yang jatuh ke jurang sempit. Taktik yang digunakan Khalid bin Walid menyebabkan kekalahan telak bagi Kekaisaran Bizantium.
Pertempuran Yarmuk adalah salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah Islam, yang membuka jalan bagi penaklukan Yerusalem pada tahun berikutnya. Perang ini juga menandai runtuhnya kekuasaan Bizantium di Suriah.
Jenderal Terbesar...
Setelah kekalahan ini, Kaisar Heraklius harus mengalihkan fokusnya ke pertahanan Anatolia dan Mesir. Sementara Islam semakin menguat sebagai kekuatan utama di kawasan tersebut.
Dengan strategi militer yang brilian dan keberaniannya di medan perang, Khalid bin Walid dikenang sebagai salah satu jenderal terbesar dalam sejarah. Dirinya tidak pernah mengalami kekalahan dalam pertempuran, dan menjadikannya legenda yang terus dikenang dalam sejarah Islam dan dunia.